Iran Tembakkan Ratusan Misil ke Tel Aviv, Israel Siapkan Pembalasan
Rabu, 2 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Jakarta, NU Online
Iran mengirimkan ratusan misil beruntun ke Israel pada Selasa (1/10/2024) malam. Hal itu disebut sebagai respons atas pembunuhan terhadap senior Hizbullah, Hamas, dan pejabat Iran. Kabar demikian dilansir Al Jazeera.
Serangan besar itu pun langsung membunyikan alarm di Israel. Betapa tidak, suara ledakannya terdengar di Yerussalem dan Tel Aviv sepanjang Selasa malam.
Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari menyebut tidak ada laporan korban atas serangan tersebut. Ia juga mengklaim bahwa pihaknya tidak melihat ancaman lagi di udaranya.
Korp Pengawal Revolusioner Islam Iran (IGRC) mengklaim bahwa serangan tersebut menyasar tiga basis militer di wilayah Tel Aviv. Serangan tersebut disertai dengan pengiriman misil balistik hipersonik Fatah baru untuk kali pertama. Hal tersebut sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Sementara itu, Al Jazeera juga menyebut para pemimpin Israel telah berjanji untuk memberikan respons keras terhadap serangan rudal Iran terhadap negara tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, misalnya, mengatakan Iran telah membuat "kesalahan besar" dan akan "membayar" atas serangan tersebut.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut Iran belum belajar dari kesalahan mereka. Sebab, menurutnya, serangan itu akan dibayar harga yang mahal.
Senada dengan Menhan, Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Danny Danon juga memperingatkan Iran. "(Iran) segera merasakan konsekuensi dari tindakan mereka" dan bahwa respons Israel akan menyakitkan," ujarnya.
Hagari juga menyebut serangan tersebut sebagai "eskalasi yang parah dan berbahaya". Sebab, hal tersebut akan ditanggapi dengan respons "di tempat dan waktu" yang dipilih Israel.
Senada dengan pejabat lainnya, Menteri Luar Negeri Israel Katz juga mengatakan serangan tersebut telah melewati "garis merah" dan bahwa Israel tidak akan "tinggal diam".
Tak berbeda dengan lainnya, Pemimpin oposisi Yair Lapid juga menyebut bahwa Israel kuat dan akan menang.
Sementara Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich mengatakan bahwa “seperti Gaza, Hizbullah, dan negara Lebanon, Iran akan menyesali momen tersebut”.
Selain itu, Mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyebut serangan Iran sebagai “kesempatan terbesar dalam 50 tahun”. Momentum itu, menurutnya, untuk mengubah dinamika Timur Tengah dengan bergerak untuk menghancurkan program nuklir Iran yang menjadi energi utamanya.