Internasional

Israel Masih Duduki Gaza, 6 Warga Palestina Tewas dalam Serangan di Sekolah

Senin, 22 Desember 2025 | 22:30 WIB

Israel Masih Duduki Gaza, 6 Warga Palestina Tewas dalam Serangan di Sekolah

Shalat jenazah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di sekolah di Gaza. (Foto: tangkapan layar video The Guardian)

Jakarta, NU Online

 

Sedikitnya enam orang, termasuk seorang bayi berusia lima bulan tewas saat Israel menembaki sebuah Sekolah Martir Gaza, tempat pengungsian keluarga-keluarga Palestina, di Tuffah, sebelah timur Kota Gaza, Jumat (19/12/2025).

 

Melansir Middle East Eye, warga palestina tersebut sedang berkumpul dalam perayaaan pernikahan. Layanan darurat sipil Palestina mengatakan beberapa orang juga terluka ketika sebuah peluru tank Israel menghantam lantai dua sekolah tersebut.

 

Para saksi melaporkan bahwa sebuah tank Israel telah maju ke daerah tersebut dan mendekati sekolah sebelum melepaskan tembakan. Mereka juga mengatakan bahwa pasukan Israel menghalangi tim ambulans dan pertahanan sipil untuk mencapai lokasi selama lebih dari dua jam. Hal tersebut menyebabkan penundaan evakuasi terhadap para korban. 

 

Layanan darurat sipil menambahkan bahwa mereka baru dapat menemukan jenazah setelah Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan turun tangan bersama pihak berwenang Israel.

 

Melansir The Guardian, pasukan Israel menembaki garis gencatan senjata yang telah mereka tempati. Garis gencatan senjata tersebut merujuk pada wilayah tempat pasukan Israel mundur sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata pada bulan Oktober, yang ditandai dengan garis kuning panjang pada peta dan secara fisik dibatasi oleh penanda beton kuning di lapangan. 

 

Namun faktanya, pasukan Israel tetap menguasai sekitar 53 persen wilayah tersebut dan secara teratur melakukan serangan udara di daerah-daerah yang tidak mereka duduki. Pembunuhan pada hari Jumat tersebut merupakan serangan terbaru dalam serangkaian tantangan terhadap gencatan senjata yang telah memasuki bulan ketiga, yang kabarnya sedang diupayakan oleh para mediator untuk menuju fase kedua. 

 

Fase pertama gencatan senjata menyerukan diakhirinya permusuhan antara Hamas dan Israel, penarikan pasukan Israel ke garis kuning, dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang sebelumnya mengalami kelaparan awal tahun ini karena pembatasan bantuan oleh Israel.

 

Fase kedua gencatan senjata dimaksudkan untuk mengarah pada perdamaian permanen di Gaza, tetapi para mediator harus terlebih dahulu menyelesaikan perbedaan antara Hamas dan Israel mengenai isu-isu yang lebih pelik. Problemnya, di satu sisi, Israel menetapkan bahwa Hamas harus menyerahkan senjatanya dan menyerahkan kekuasaan kepada otoritas transisi sipil, sedangkan di sisi lain, pasukan stabilisasi internasional dikerahkan di Gaza dan Israel harus sepenuhnya menarik diri dari Gaza.

 

Namun, tidak ada kesepakatan yang jelas antara pihak-pihak terkait tentang bagaimana menjembatani kesenjangan antara Hamas dan Israel pada poin-poin tersebut.

 

Pada Sabtu (20/12/2025), Al Jazeera merilis berita bahwa pasukan Israel juga lagi-lagi menembak mati warga Palestina. Dua warga dilaporkan tewas termasuk seorang remaja laki-laki, selama penggerebekan terpisah di provinsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

 

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa pasukan Israel telah menembak mati Rayyan Abdel Qader, 16 tahun, setelah menyerbu kota Qabatiya. Korban kedua, Ahmad Zayoud, 22 tahun, juga dinyatakan tewas di Silat al-Harithiya, sebelah barat Jenin.

 

Menurut keterangan saksi, pasukan Israel melepaskan tembakan langsung ke arah Abdel Qader, lalu menghalangi tim medis untuk menjangkaunya, sehingga ia kehabisan darah hingga meninggal. Pasukan Israel kemudian menahan jenazahnya. Sedangkan Zayoud ditembak di dada. Seorang bocah Palestina berusia 15 tahun juga dilaporkan telah mengalami cedera di tangannya selama insiden tersebut.