Jamaah akan Masuk Arafah, Menag Yaqut Dorong Antisipasi Ketersediaan 13 Ribu Smart Card untuk Jamaah Haji Indonesia
Sabtu, 15 Juni 2024 | 14:05 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri rapat dengan Tim Pengawas (Timwas) DPR RI di wilayah Jarwal, Makkah, Rabu (12/6/2024). (Foto: MCH)
Makkah, NU Online
Kementerian Agama (Kemenag) sedang mempersiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi kemungkinan jamaah haji Indonesia tidak dapat masuk ke Arafah untuk melakukan wukuf saat puncak ibadah haji karena adanya aturan baru dari Pemerintah Arab Saudi.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa pihaknya akan menegaskan kepada masyarik (pihak ketiga yang bertanggung jawab atas pengelolaan layanan ibadah haji) untuk memenuhi janji mereka dalam mendistribusikan 13 ribu smart card atau kartu nusuk saat puncak ibadah haji.
"Soal nusuk atau smart card kita tak ingin jamaah haji Indonesia tak bisa masuk Arafah. Kita segera action kita akan cari solusi, karena janji mereka besok (hari ini Red) semua beres," kata Menag Yaqut saat menghadiri rapat dengan Tim Pengawas (Timwas) DPR RI di wilayah Jarwal, Makkah, Rabu (12/6/2024).
Sebelumnya di hadapan Timwas DPR RI, Yaqut mengungkap data terakhir tersisa 13 ribu jamaah Indonesia yang belum memiliki smart card, hingga Rabu (12/6/2024). Pihaknya juga mengatakan pihaknya juga akan mengecek pada jamaah, karena ada kemungkinan kartu nusuk atau smart card ini tercecer dan hilang.
Gus Men mengatakan solusinya jika kondiis terburuk jamaah belum juga mendapatkan nusuk saat hari H di Arafah, maka akan ada skenario saat pemberangkatan jamaah menuju Arafah.Jika sampai batas maksimal, jamaah tak juga mendapatknya kartu nusuknya akan ada pemeriksaan manual.
"Maka kalau tidak itu tidak bisa selesai untuk melakukan pendataan nusuk secara manual," tegasnya.
Manual yang dimaksud adalah pemeriksaan berbasis paspor atau visa. Selain itu, pihak Kemenag dan masyarik juga menutup celah mendomplengnya penumpang gelap yaitu mereka di luar jamaah haji legal yang menyusup tanpa nusuk. Bus yang datang mengangkut penumpang wajib dalam kondisi kosong dan hanya mengangkut jamaah resmi saja.
"Jika ada penumpang sebelumnya, maka patut diduga di dalam bus itu ada jamaah ilegal tanpa visa resmi," katanya.
Pihak masyarik sudah menunjukkan simulasi pemberangkatan jamaah ke Arafah pada Senin (10/6/2024). Menag juga menjelaskan jika saat simulasi identifikasi dengan cara scan, ini ada beberapa durasi.
"Ada yang dua detik ada 3 detik ada juga yang sampai dalam 5 detik nah jadi ini yang sudah kita simulasikan agar pemenuhan bis itu bisa tepat waktu waktu yang dianggarkan itu bisa terpenuhi sehingga tidak terjadi akumulasi keterlambatan," kata Menag.
Menag yang didampingi Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Sekjen Kemenag M Ali Ramdhani, Irjen Kemenag Faisal, dan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief ini mengatakan pihaknya akan melakukan semua upaya terbaik demi memenuhi hak jamaah haji Indonesia.