Jamaah Haji Indonesia Diimbau Perhatikan Waktu Makan dan Masa Kedaluwarsa Makanan
Jumat, 24 Mei 2024 | 21:30 WIB
Makkah, NU Online
Jamaah haji Indonesia selama menunaikan ibadah haji diimbau agar selalu memperhatikan waktu makan karena makanan yang disajikan memiliki batas masa kedaluwarsa.
Kepala Seksi Konsumsi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Beny Darmawan menjelaskan waktu pendistribusian makanan atau konsumsi untuk jamaah haji Indonesia.
Ia mengatakan, untuk waktu sarapan atau makan pagi akan didistribusikan pada pukul 05.00 hingga pukul 08.00. Sementara makan siang didistribusikan pukul 12.00 hingga 14.00. Lalu makan malam didistribusikan pukul 17.00-19.00. Ketentuan waktu konsumsi makanan jamaah tertera pada kemasan makanan jamaah yang didistribusikan.
Selain itu, Beny mengimbau jamaah agar memperhatikan masa kedaluwarsa makanan yang akan dikonsumsi.
"Masa kadaluwarsa makanan 2 jam setelah waktu distribusi. Misalnya makan pagi berarti masa kedaluwarsa jam 10 atau dua jam setelah pukul 8,” Jelas Beny di Kantor Dakker Makkah, pada Rabu (22/5/2024).
Adapun masa kedaluwarsa makan siang adalah pukul 16.00 atau dua jam setelah pukul 14.00. Sementara masa kedaluwarsa makan malam pukul 21.00 atau dua jam setelah pukul 19.00.
Beny juga meminta jamaah memperhatikan tulisan di kotak makanan karena masa kedaluwarsa juga tertera di kotak tersebut.
“Untuk jamaah, makanan harap segera dikonsumsi. Jangan lama-lama paling lama 2 jam setelah didistribusikan,” pesan Beny.
Ia juga memastikan, menu makanan bagi jamaah haji Indonesia akan disajikan dengan cita rasa Nusantara. Bahkan, bumbu-bumbunya akan didatangkan langsung dari Indonesia.
Jelang puncak haji
Beny memastikan, jamaah haji juga akan mendapatkan makan pagi dari hotel sebelum diberangkatkan ke Arafah pada 8 Dzulhijjah untuk mengikuti rangkaian puncak haji.
Lalu selama berada di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) pada 8-12 Dzulhijjah, para jamaah haji Indonesia juga akan mendapatkan makan sebanyak 15 kali.
Beny menjelaskan, penyedia katering untuk konsumsi jamaah haji Indonesia berasal dari masyarik yang bekerja sama dengan PPIH.
"Di Armuzna, 15 kali makan. Enam kalinya di antaranya siap saji dari Masyarik," ucap Benny.
Salah satu makanan cepat saji yang disiapkan adalah nasi rendang. Nanti para jamaah bisa menghangatkan konsumsi tersebut di pemondokan.
"Nanti saat di pondokan tinggal dipanaskan, kita sudah siapkan steamer. Misalnya nasi rendang, nasinya saja yang dipanaskan, lauknya tidak. Kalau sudah dibuka jangan lewat dari 2 jam segera dikonsumsi," katanya.
Ia juga akan melakukan pengawasan kepada pihak masyarik yang menyediakan katering selama di Armuzna. Hal ini untuk memastikan makanan diterima jamaah sesuai jadwal dan tidak ada keterlambatan.
"Itu nanti ada pengawasan juga dari kita untuk mengantisipasi keterlambatan," ucap Beny.