Kisahkan Pengalaman Berislam di China, Ketua Muslimat Tiongkok: Saya Dikira Gundul karena Berkerudung
Rabu, 26 Oktober 2022 | 11:00 WIB
Ketua Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muslimat NU Tiongkok Anita Kurnia Ilahi saat berkerudung di sebuah wilayah di China pada Kamis (18/7/2019). (Sumber dok. pribadi dan diunggah di Instagram: @anita_ilahi)
Jakarta, NU Online
Ketua Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muslimat NU Tiongkok, Anita Kurnia Ilahi, merupakan seorang mahasiswa penerima beasiswa program kedokteran semester akhir di Universitas Sun Yat Sen, China.
Enam tahun tinggal di negeri tirai bambu sebagai Muslimah, dirinya mengaku tak pernah mendapatkan perlakuan berbeda atau bahkan diskriminasi. Baik di lingkungan kampus maupun fasilitas kesehatan tempatnya praktik, ia justru mendapat dukungan yang suportif.
“Sejauh ini lingkungan teman belajar sangat suportif. Saya juga belum merasa diskriminasi. Semoga saja tidak akan ya,” kata Anita kepada NU Online, Senin (24/10/2022).
Hanya saja, lanjut dia, ada pengalaman lucu yang menurutnya sangat menarik. Alih-alih menjustifikasi tampilannya sebagai Muslimah berjilbab dengan ucapan bernada negatif, warga setempat justru melontarkan pertanyaan dengan cara yang unik.
“Jadi, waktu itu pernah saya melakukan perjalanan menggunakan bus. Itu lagi musim panas. Ada ibu-ibu bertanya, ‘Kamu nggak panas pakai hijab (kerudung)?’ ‘Atau, kamu nggak punya rambut?’ Ibu itu kira saya gundul, hehehe,” jelas Anita seraya terkekeh.
Mendapati pertanyaan lucu tersebut, Anita langsung menjelaskan kepada yang bersangkutan bahwa kerudung yang dikenakan tidak untuk menutupi kebotakan pada kepala seperti yang diduga.
Selain itu, pengalaman lainnya pun datang dari teman kampusnya sendiri. Anita mengisahkan, salah satu teman kuliahnya pernah menawarkan Anita makanan di saat dirinya berpuasa. Ketika orang tersebut mengetahui Anita tidak diperbolehkan makan sebelum adzan Maghrib berkumandang, lantas orang tersebut melontarkan pertanyaan bernada polos.
“Pernah juga ada pengalaman lucu. Suatu ketika saya mendapatkan makanan dari teman. Lalu teman saya yang satunya bilang bahwa saya lagi puasa. Kemudian saya ditanya, ‘Kamu ngapain puasa? Tuhan kamu kan nggak di sini, Tuhan kamu nggak akan liat,” terang Anita.
“Mungkin ada beberapa orang di sini yang menangkap Tuhan kita tuh cuma di Indonesia,” imbuh dia.
Perempuan asal Kalimantan Timur itu berhasil mendapatkan beasiswa S1 Kedokteran di China. Ia kini sudah memasuki tahun akhir perkuliahan di program Clinical Medicine, Sun Yat-Sen University, China.
Anita yang juga menjabat Koordinator Santri Mendunia Tiongkok ini mengaku tak pernah menyangka bisa mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan di Negeri Tirai Bambu tersebut.
“Saya nggak pernah terbayang waktu itu bisa menjadi mahasiswa kedokteran dengan full scholarship,” ucap perempuan kelahiran 26 Mei 1998 itu.
“Awalnya saya ingin lanjut studi ke kedokteran di universitas mana saja, swasta atau negeri,” sambung dia.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syakir NF