Kondisi Tak Pasti, PBNU Minta Kader NU di Yaman Pulang
Senin, 6 April 2015 | 16:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj meminta agar para kader NU yang tergabung dalam PCINU Yaman untuk sementara pulang ke Indonesia mengingat kondisi keamanan yang tidak menentu.
<>
“Walaupun di Tarim masih aman karena di hadramaut selatan, tapi kalau ada peluru nyasar, berisiko,” katanya kepada NU Online, Senin (7/4).
Sementara itu, ratusan pelajar Universitas Al Ahgaff, Tarim Hadhramaut meminta Kemenlu untuk menjamin tiket kembali lagi ke Yaman. Disamping karena faktor ekonomi para pelajar, juga karena masa studi yang wajib dilanjutkan.
"iya, kita mau dipulangkan asalkan kita juga dijamin pemerintah untuk dikembalikan lagi ke Yaman," ungkap Hanif Al Atthas, mahasiswa tingkat 3 fakultas Syari'ah Univ. Al Ahgaff kepada tim khusus percepatan evakuasi dari Kemenlu yang dipimpin oleh Yusron Bahauddin Anwari, Ahad (05/04/2015)
Hal itu dikatakan karena tidak semua pelajar Indonesia sepulang evakuasi dari Yaman mampu untuk kembali lagi disebabkan ekonomi mereka yang relative tidak memiliki biaya tiket ke Yaman.
"Bahkan banyak para pelajar yang untuk berangkat memulai study ke Yaman saja sampai menjual tanah, emas, kebun, hewan. Sangat berat bagi mereka untuk pulang lagi. Ya, diharap pemerintah turut membantu nasib anak bangsa dan agama ini" tegas Hanif menambahkan.
Dari sekitar 1500 pelajar Indonesia di Hadhramaut nasibnya akan terbengkalai jika pemerintah tidak segera memberikan jaminan. Dan hal itu yang menjadi faktor kebingungan pelajar yang harus memilih evakuasi atau bertahan.
Hal senada juga dikuatkan oleh Arman Malieky, salah satu mahasiswa tingkat 4 Universitas Al Ahgaff selaku ketua tanfidziyah PCINU Yaman kepada para pengurus PBNU Pusat melalui grup whatsapp.
"Kami mohon kepada PBNU, para kiai, ulama, dan PCINU di dunia untuk mengupayakan aspirasi semua pelajar Yaman ini agar bisa terwujud, mengingat kondisi evakuasi sekarang juga mulai mendesak dan pelajar harus menentukan pilihan," tandas Arman. (mukafi niam)