Konsul Haji Indonesia Minta Penjual Kartu Perdana di Bandara Jeddah Diatur untuk Ketertiban
Rabu, 22 Juni 2022 | 20:20 WIB
Konsul Haji Indonesia Minta Penjual Kartu Perdana di Bandara Jeddah Diatur untuk Ketertiban. (Foto: NU Online/Ahmad Mukafi Niam)
Jakarta, NU Online
Kepala Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia di Jeddah, Nasrullah Jasam menyatakan pihaknya telah berkirim surat ke Dirjen Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi cabang Bandara Jeddah, meminta supaya ada pengaturan dan penertiban penjualan kartu perdana di paviliun Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
“Mereka tetap diberi akses, tetapi jangan mengganggu,” katanya kepada rombongan tim media center haji daerah kerja Jeddah, yang berkunjung ke kantornya di Jeddah, Rabu (22/06/2022).
Para sales kartu telepon secara agresif menawarkan kartu perdana yang mereka jual kepada orang-orang yang baru keluar dari bandara. Hal ini dialami oleh rombongan petugas haji yang turun di Bandara Jeddah pada 9 Juni 2022 lalu. Rombongan yang datang jelang tengah malam ini sudah capek karena berjalanan panjang dari Asrama Haji Pondok Gede di pagi harinya. Para sales meminta no paspor dan sidik jari biometrik kepada orang-orang yang baru keluar selesai pemeriksaan imigrasi dan bersiap untuk mengganti pakaian ihram. Karena tidak paham bahasa Arab dan capek, sebagian petugas mengikuti permintaan para sales ketika diminta menunjukkan no paspornya. Juga ada kesalahpahaman, ini merupakan bagian dari proses imigrasi yang belum selesai.
Para petugas haji yang mengikuti proses itu baru ngeh, ternyata ini penjualan kartu perdana ketika sales menyerahkan kartu yang sudah bisa digunakan, namun belum ada pulsa atau paket data yang dapat digunakan untuk mengakses internet. Para sales yang masih muda-muda usianya ini menggunakan kaus yang selaras dengan warna identitas operator telepon tempatnya bekerja.
Mengingat pentingnya akses internet, sebagian petugas dan jamaah haji Indonesia telah membeli paket data haji dan umrah dari operator lokal Indonesia, namun sebagian lagi masih belum memutuskan. Upaya jemput bola operator telepon Arab Saudi ini sesungguhnya cukup membantu memudahkan, sekalipun begitu, hal ini perlu diatur dengan tertib agar tidak menganggu jamaah haji yang sudah capek menjalani perjalanan 9 jam di pesawat.
Nasrullah menyampaikan, para penjual kartu tersebut sebenarnya juga cukup membantu bagi orang yang membutuhkan. “Mereka memang mengganggu, tapi di sisi lain membantu jamaah. Cuma memang pengaturannya perlu diperbaiki,” ujar Nasrullah.
Terdapat tiga operator telepon seluler di Arab Saudi, yaitu STC, Mobily, Zain. Operator-operator tersebut telah menyediakan layanan 5G yang memiliki kecepatan internet lebih kencang, asal HP yang digunakan sudah mendukung layanan tersebut. Di lokasi strategis seperti dekat Masjidil Haram atau di Mina, terdapat BTS dari operator tertentu. Hal ini memudahkan kelancaran komunikasi.
Sekalipun diberikan kartu perdana gratis, untuk membeli pulsa atau paket data tidak lah segampang di Indonesia di mana penjual pulsa atau paket data dapat ditemui dengan mudah di kios-kios kecil yang bertebaran di seluruh pelosok negeri; dibeli melalui mobile banking; atau lokapasar. Akses pembelian paket data secara digital pasti sudah tersedia dalam ekosistem digital di Arab Saudi, namun bagi orang asing seperti jamaah haji yang tidak tinggal lama di negeri ini, dibutuhkan waktu untuk mempelajari banyak hal, sementara waktu mukimnya tidak lama.
NU Online yang menjadi bagian dari tim media center haji juga mendapatkan kartu perdana dari salah satu operator lokal. Untuk membeli paket datanya, mesti pergi ke gerai resmi operator tersebut yang lokasinya cukup jauh sehingga perlu menggunakan mobil untuk mengaksesnya. Para pengunjung mesti antre di tempat duduk yang diatur berjarak sesuai dengan standar protokol Covid-19. Ketika mau mengisi paket data, petugas malah menawarkan nomor baru karena prosesnya lebih cepat daripada mengisi paket data dari nomor yang diberikan di bandara. Nomor lama pun dinonaktifkan dan diganti dengan nomor baru. Dibutuhkan waktu sekitar 20 menit sampai kartu bisa digunakan.
Sebagian anggota media center haji yang memang membutuhkan akses data banyak untuk siaran live, meminta tolong mukimin -penduduk Indonesia yang tinggal di Makkah- yang menjadi petugas haji untuk membelikan paket data.
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Syamsul Arifin
Baca Juga