Lepas Mahasiswa Indonesia ke Suriah, Dubes Mun'im: Cintailah Negara Kalian
Selasa, 9 November 2021 | 03:00 WIB
Pelepasan keberangkatan 31 mahasiswa yang akan menempuh studi S1 di Universitas Bilad Syam Cabang Mujamma' Syeikh Ahmad Kaftaro Damaskus Suriah, Senin (8/11/2021). (Foto: istimewa)
Jakarta, NU Online
Dubes Suriah, Abd Mun'im Annan mengaku begitu kagum dengan Islam yang berkembang di Indonesia. Menurutnya ada relasi anatar agama dan negara yang baik dalam Islam yang berkembang di Indonesia; agama dan modernisasi yang berjalan serasi dan saling membangun, bukan saling menghancurkan.
Islam hari ini, kata Dubes Mun'im, menghadapi tantangan yang cukup besar. Islam adalah agama yang membangun, tapi ada sebagian orang Muslim yang justru merobohkan bangunan tersebut. Karena itu Dubes Suriah mengingatkan agar mahasiswa berhati-hati dengan kelompok salafi Wahabi, karena ketika mereka masuk suatu negara, negara itu hancur.
"Lihatlah Afghanistan, Somalia, Yaman, Iraq, Suriah, dan banyak negara muslim lain yang hancur dan tak kunjung maju setelah disusupi ideologi jihad ala Wahabi," kata Dubes saat melepas keberangkatan 31 mahasiswa yang akan menempuh studi S1 di Universitas Bilad Syam Cabang Mujamma' Syeikh Ahmad Kaftaro Damaskus Suriah, Senin (8/11/2021).
Dubes berpesan agar para mahasiswa kelak bisa tetap menjaga Islam sekaligus menjaga negaranya dengan baik. "Sejauh saya bertugas di berbagai negara, saya tidak menemukan Islam sebagaimana yang saya temukan di Indonesia. Inilah Islam," imbuhnya.
Dubes Abd Mun'im juga mengapresiasi pemerintah Indonesia yang mampu menjaga agama dengan baik, sekaligus mampu mengelola sumber daya alam, melibatkan anak-anak muda dalam pembangunan serta mewujudkan pembangunan infrastruktur yang begitu pesat. "Cintailah negara kalian, jangan biarkan negara ini dirusak," tegasnya.
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI menambahkan bahwa Indonesia adalah negara bhinneka yang harus dijaga keberagamannya karena agama bertugas untuk merukunkan banyak orang. Eskalasi konflik antaranak bangsa harus dihindari karena itu akan menghambat pembangunan sebuah negara, apalagi Indonesia saat ini telah masuk dalam G-20.
Ka. Densus 88 Irjen Pol. Martinus juga turut memberi pesan kepada para mahasiswa agar mereka mempelajari 3 hal di Suriah: ilmu agama, sejarah peradaban dunia dan pelajaran berharga dari konflik Suriah. Beliau berharap bahwa mereka yang saat ini akan berangkat kuliah ke Damaskus adalah calon tokoh-tokoh besar masa depan, yang mampu menjaga Islam dan Indonesia.
Pemberangkatan mahasiswa tersebut dilakukan Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al Syami). Rencananya, keberangkatan rombongan ini akan didampingi langsung oleh Ketua Umum KH. Ahmad Fathir Hambali dan Sekjen Al Syami H. M. Nailur Rochman.
Ketua Umum Al Syami KH. Ahmad Fathir Hambali menyampaikan bahwa dikirimnya para mahasiswa ke Suriah adalah untuk belajar Islam dari para ulama moderat. Karena menurutnya, seorang Mukmin adalah seseorang yang membuat orang lain merasa aman, terlindungi jiwa dan hartanya.
Dalam acara tersebut, hadir pula Kasie. Kurikulum Subdit Pendidikan Diniyyah dan Ma'had Aly Kemenag RI Drs. Ahmad Rusdi, M.Pd.I serta beberapa Pengurus Pusat dan Wilayah Ikatan Alumni Syam Indonesia.
Editor: Kendi Setiawan