Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghafur Maimoen atau Gus Ghofur. (Foto: dok. istimewa)
Muhamad Abror
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghofur Maimoen atau biasa disapa Gus Ghofur mendorong para santri agar terlibat dalam dunia politik, baik dalam perebutan kekuasaan ataupun konflik kepentingan.
“Politik sebagai perebutan kekuasaan dan konflik kepentingan, itu juga harus dimasuki oleh santri-santri. Karena siapa yang akan membela kepentingan NU, kepentingan santri, kalau kita tidak masuk?” katanya pada Webinar Internasional Peringatan Hari Santri 2021 yang digelar Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU), Rabu (20/10/2021).
Gus Ghofur juga sangat berharap agar para kiai turut terlibat dalam dunia politik. Hal ini penting untuk mewarnai kancah perpolitikan supaya kesan politik yang terlalu duniawi juga diimbangi dengan idealisme yang jelas.
“Saya punya ayah yang sangat terlibat dalam politik, dan saya senang sekali. Harus ada kiai-kiai yang seperti itu. Biar politik kekuasaan, konflik kepentingan, harus melibatkan ulama. Meskipun tidak harus melibatkan pimpinan di NU, ada orang-orangnya sendiri,” terang putra kelima almaghfurlah KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) itu.
Catatan untuk Santri
Pada kesempatan itu, Gus Ghofur juga menyampaikan beberapa catatan yang harus diperhatikan para santri, terutama dalam dunia politik. Pertama adalah santri harus pandai menempatkan posisi diri antara tradisi dan modernisasi.
“Jangan sampai kita terlalu asing di dunia modern, juga jangan terlalu gegap gempita pada kemodernan sehingga lupa basis turats kita. Makanya benar apa kata Gus Dur; kita itu santri, di mana pun tetap santri,” Gus Ghofur menandaskan.
Kedua, lanjut Gus Ghofur, santri harus bisa memandang positif urusan duniawi. Santri juga tidak perlu terlalu menjaga jarak dan selalu mengesankan dunia dengan pandangan negatif.
“Kadang-kadang saya agak menyesal kalau ada orang yang beranggapan ketika ada orang lain mengurusi dunia untuk kepentingan umat Islam, tapi malah disebut kedon-yan (terlalu materialistik),” kata Gus Ghofur.
Ketiga, masih menurut Gus Ghofur, jangan sampai dunia politik terlalu memberatkan di mata para santri. Jika para santri sudah terlanjur mempunyai persepsi sempit dan sulit soal urusan politik, khawatir akan membuat santri menjauhi dunia politik.
Keempat atau yang terakhir, Gus Ghofur mendorong para santri dan ulama agar mampu menjadi teladan bagi umat dalam kehidupan politik pada khususnya dan semua lini kehidupan pada umumnya.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua