Jakarta, NU Online
Idul Adha atau yang biasa disebut lebaran haji atau hari raya kurban merupakan hari besar yang dirayakan Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Pakistan.
Sama halnya Indonesia, umat Islam di salah satu negara di Asia Selatan itu merayakan Idul Adha pada Kamis, 29 Juni 2023. Momentum Idul Adha merupakan salah satu hari libur terbesar di sana.
“Pakistan yang merupakan negara republik Islam dengan mayoritas berpenduduk Muslim meliburkan selama 3 hari aktivitas penduduknya untuk memperingati salah satu hari besar dalam Islam,” ujar Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Pakistan Tata Auniyrahman, dalam keterangannya kepada NU Online, Jumat (30/6/2023).
Tata mengatakan, antusiasme masyarakat dalam menyambut dan menghidupi momentum Idul Adha sangat tampak, bahkan sejak beberapa hari sebelumnya.
Lalu lintas jalan menjadi sangat padat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pusat perbelanjaan atau dikenal sebagai markaz oleh warga lokal pun terlihat penuh sesak oleh para pembeli.
“Penduduk sejak saban hari yang lalu sudah mempersiapkan untuk menyambut Idul Adha, terlihat beberapa masjid besar menyediakan kantor khusus di halaman masjid bertuliskan ‘Ijtima-e-Qurbani’ atau ‘Udhiyyah Program’. Demikian dilakukan untuk menghimpun segenap muhsinin yang hendak beramal di hari Idul Adha nanti,” jabar Tata.
Tak hanya kantor khusus Idul Adha, Tata menyebut antusiasme Idul Adha juga tampak dari hadirnya mobil-mobil khusus penggalangan dana Idul Adha yang sekilas seperti mobil ambulans.
“Mobil tersebut berlalu-lalang di beberapa pusat keramaian kota dengan pengeras suara di atasnya,” ucap Staff Khusus Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia 2022/2023 itu.
Pada momen tersebut, Tata menutur bahwa penduduk setempat akan mengenakan pakaian tradisional Shalwar dan Kameez. Beberapa perempuan Pakistan ada yang mengenakan dupatta (semacam selendang) maupun burqa.
Usai melaksanakan shalat Id, masyarakat Muslim Pakistan memulai tradisi menyembelih hewan kurban seperti sapi dan kambing. Idul Adha di Pakistan biasanya dimulai satu hari lebih lambat daripada di banyak negara Muslim lainnya, karena penampakan bulan yang menentukan awal kalender hijriah.
“Namun tak seperti di Indonesia yang melakukan ritual penyembelihan hanya di masjid, beberapa Muslim Pakistan melakukan penyembelihan di depan rumah atau di lahan kosong komplek pemukiman. Demikian selokan perumahan tidak hanya mengalirkan air limbah rumah tangga, namun juga darah-darah dari hewan kurban yang disembelih,” beber dia.
Kegembiraan Idul Adha tak berhenti di hari pertama. Tata mengungkapkan, sejak 10 Dzulhijjah hingga 3 malam setelahnya akan dipenuhi dengan pesta jamuan makan.
“Menu makanan seperti kabli palao (nasi dengan hidangan daging sapi), mutton palao (nasi dengan hidangan daging kambing), kabab (olahan daging berbentuk pipih) dan dahi (olahan susu semacam yoghurt) akan menjadi makanan wajib selama 3 hari ke depan,” ucap dia.
Undangan jamuan silih berganti selama 3 hari, mulai dari teman, institusi pendidikan, maupun warga lokal.
“Meskipun perayaan Idul Adha tidak sama seperti di Indonesia, dengan berkumpul sesama diaspora Indonesia disertai kehangatan jamuan para warga lokal, diaspora Indonesia tetap merasa seperti berada di tanah air Indonesia,” pungkas dia.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin