Internasional

Mengapa Muslim Amerika Perlu Ambil Peran Aktif dalam Politik?

Kamis, 31 Oktober 2024 | 09:00 WIB

Mengapa Muslim Amerika Perlu Ambil Peran Aktif dalam Politik?

Capres Amerika Serikat 2024, Kamala Harris dan Donald Trump. (Ilustrasi: NU Online/Aceng Darta)

Chicago, NU Online

Peserta program Micro Credential menghadiri acara Gala Tahunan Council on American-Islamic Relations Chicago (CAIR Chicago) yang bertempat di Drury Lane, Oak Brook Terrace, Illinois, untuk memperingati 20 tahun perjuangan organisasi tersebut dalam membela hak-hak sipil dan melawan diskriminasi, pada Ahad (27/10/202) lalu.


Dalam suasana penuh kebersamaan, acara ini berhasil menarik ratusan anggota komunitas Muslim Chicago untuk bersama-sama merayakan kontribusi berharga CAIR dalam memperjuangkan keadilan di Amerika Serikat.


Di antara pembicara utama acara ini adalah aktivis hak-hak sipil, Linda Sarsour. Ia dikenal luas atas perannya dalam gerakan keadilan rasial. Sosok lain yang juga berorasi adalah Perwakilan Kongres AS Delia Ramirez, Sekretaris Negara Bagian Illinois Alexi Giannoulias, dan penasihat kebijakan Wesam Shahed.


Dalam pidatonya, Linda Sarsour menyoroti pentingnya komunitas Muslim Amerika untuk terlibat aktif dalam politik. Sarsour menekankan bahwa keterlibatan dalam politik adalah keharusan, mengingat identitas Muslim yang secara langsung terkena dampak berbagai keputusan politik di Amerika. 


“Jika hari ini Anda adalah seorang Muslim... Anda mesti terlibat secara politik, suka atau tidak... karena Anda hidup di negara yang telah mempolitisasi identitas yang Anda pegang,” ujar Sarsour ketika menjelaskan bahwa pilihan untuk apolitis bukanlah opsi ketika kebijakan nasional seringkali berdampak langsung pada kehidupan komunitas Muslim di Amerika.


Kemudian, Linda Sarsour juga mengungkapkan pandangannya tentang pentingnya kepemimpinan yang berintegritas dalam komunitas Muslim Amerika, terutama terkait dukungan politik. Aktivis hak-hak sipil Amerika yang berasal dari keluarga Palestina itu mengkritik mereka yang hanya ingin dikenal sebagai pemimpin tanpa mengedepankan nilai yang tepat. Dia menyoroti dampak negatif dari Muslim yang mendukung Donald Trump.

 

“Ketika ada Muslim di komunitas kita yang berdiri di rapat umum untuk Donald Trump, mereka harus ditegur oleh komunitas kita. Tidak seharusnya siapa pun yang memakai kopiyah atau pakaian tradisional Muslim, berdiri bersama seorang terpidana yang dituduh melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan. Itu bukan model Islam kita, dan Anda tidak mewakili komunitas kita,” ucap Linda.


Menurutnya sebagai seorang Muslim, berdiri bersama figur publik yang memiliki rekam jejak kriminal seperti Trump tidak selaras dengan nilai-nilai Islam. Sarsour menegaskan bahwa dukungan politik yang sembarangan justru merusak citra komunitas Muslim dan menghambat perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan. Ia menyampaikan kekhawatirannya bahwa tindakan ini membahayakan integritas dan kredibilitas komunitas Muslim


Gala ini juga menegaskan pentingnya keterlibatan politik komunitas Muslim Amerika demi keadilan dan perlindungan hak-hak mereka. Melalui pidato para pemimpin seperti Linda Sarsour, CAIR-Chicago mendorong partisipasi aktif komunitas Muslim dalam membentuk masa depan mereka di Amerika.


Lebih jauh menurut Sarsour, baik Partai Republik (pendukung Donald Trump) maupun Partai Demokrat (pendukung Kamala Harris) tidak memberikan harapan yang signifikan bagi komunitas Muslim di Amerika dan juga masyarakat Palestina.


“Kita tahu ada genosida. Kita tahu bahwa Demokrat dan Republik sama-sama mengabaikan Palestina. Apakah ini berita baru bagi semua orang?” tanyanya sambil menggugah para hadirin agar mereka tidak terjebak dalam polarisasi dan pandangan sempit yang memecah belah persatuan umat.


Sarsour menutup pidatonya dengan pesan agar umat Muslim Amerika menjaga martabat dan independensi mereka dalam memilih tanpa mengklaim sebagai representasi penuh dari komunitas.