Mengenal Maroko lebih Dekat, dari Keindahan hingga Khazanah Islam
Jumat, 25 Oktober 2024 | 08:26 WIB
Fez, NU Online
Maroko, negeri yang terletak di ujung barat laut Afrika, terkenal dengan sejarah panjang dan kaya dengan ilmu pengetahuan Islam, arsitektur megah, serta keindahan alamnya yang memukau. Selain karena menjadi pintu gerbang bagi penyebaran Islam ke Afrika dan Eropa, Maroko juga telah lama menjadi pusat kebudayaan dan keilmuan sepanjang zaman. Selama berabad-abad, negeri ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya para ulama besar, penuntut ilmu dari berbagai belahan dunia, serta perpustakaan-perpustakaan yang menyimpan khazanah ilmu pengetahuan Islam yang tak ternilai harganya.
Ada banyak deretan nama-nama ulama yang tumbuh di negara yang memiliki julukan negeri terbenamanya matahari ini, di antaranya adalah seperti Syekh as-Shanhaji, pengarang kitab Al-Ajurumiyah yang dijadikan kitab kajian di seluruh pesantren Indonesia, Imam al-Jazuli, penulis wirid-wirid dan shalawat yang dikenal dengan nama Dalailul Khairat, dan masih banyak lagi ulama-ulama lain yang lahir dari bumi Maroko.
Selain itu, Maroko adalah tempat di mana sejarah, seni, dan agama berpadu indah, menciptakan sebuah negara yang bukan hanya menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu, tetapi juga terus melestarikan tradisi intelektual dan spiritual hingga saat ini. Dari universitas tertua di dunia hingga arsitektur masjid yang megah, kekayaan ilmu dan warisan Islam di Maroko menjadikannya salah satu pusat peradaban paling penting di dunia Muslim. Mari kita urut satu-persatu:
Kota-kota Bersejarah dalam Khazanah Islam
1. Kot Fez
Fez adalah salah satu kota tertua dan paling terkenal di Maroko, serta telah lama dikenal sebagai pusat intelektual dan keagamaan. Di kota ini berdiri Universitas Al-Qarawiyyin, universitas tertua di dunia yang didirikan pada tahun 859 oleh seorang wanita cendekiawan bernama Syaikhakh Fatimah al-Fihri. Universitas ini menjadi pusat pembelajaran utama dalam ilmu-ilmu agama Islam, termasuk fiqih, tafsir, hadis, dan ilmu bahasa Arab. Tidak hanya itu, universitas ini juga menawarkan pendidikan dalam ilmu-ilmu umum seperti matematika, astronomi, dan filsafat, menjadikannya tempat yang terkenal di seluruh dunia Islam.
Selama berabad-abad, Universitas Al-Qarawiyyin telah melahirkan banyak tokoh besar, termasuk para ulama, ahli filsafat, dan ilmuwan yang meninggalkan jejak penting dalam sejarah peradaban Islam. Beberapa tokoh terkenal yang pernah belajar atau mengajar di sini antara lain Ibnu Khaldun, seorang sejarawan dan sosiolog terkemuka, dan Ibnu Arabi, seorang ahli hukum dan teolog besar. Dengan arsitektur indah yang memadukan elemen seni Islam, Al-Qarawiyyin bukan hanya lembaga pendidikan tetapi juga simbol kecintaan Maroko terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan.
2. Kota Marrakech
Marrakech, kota lainnya yang terkenal di Maroko, juga tidak kalah penting sebagai pusat ilmu dan kebudayaan. Dikenal sebagai “Kota Merah” karena bangunan-bangunan berwarna bata merahnya yang ikonik, Marrakech telah lama menjadi tempat berkumpulnya para sarjana dan cendekiawan. Madrasah Ben Youssef adalah salah satu madrasah terbesar dan tertua di Afrika Utara, didirikan pada abad ke-14, yang menarik pelajar dari seluruh dunia Islam untuk belajar ilmu agama dan bahasa Arab. Madrasah ini terkenal dengan ukiran kaligrafi yang rumit dan desain arsitektur yang mencerminkan kemegahan seni Islam.
3. Meknes
Tidak jauh dari Marrakech, kota Meknes juga menjadi pusat penting dalam sejarah keilmuan Islam. Dikenal sebagai rumah bagi beberapa zawiyah (pondok sufi) yang terkenal, Meknes menjadi salah satu kota yang berkembang pesat dengan ajaran tasawuf atau sufisme. Tradisi spiritual ini menyebar luas dari Maroko hingga Afrika Barat dan telah memainkan peran penting dalam pengembangan kehidupan spiritual di dunia Islam.
4. Rabat
Rabat, ibu kota Maroko, adalah sebuah kota yang memadukan warisan sejarah dengan modernitas. Sebagai pusat pemerintahan dan diplomasi, Rabat memainkan peran penting dalam politik dan ekonomi Maroko. Di antara banyak daya tariknya, Kasbah Udaya, sebuah benteng bersejarah yang berdiri di tepi sungai Bu Regreg, menjadi saksi bisu masa kejayaan Rabat di masa lalu. Benteng ini, dengan dinding-dinding tebal dan lorong-lorong sempitnya, membawa pengunjung kembali ke zaman kekhalifahan dan penjajahan.
Selain sebagai pusat politik, Rabat juga dikenal sebagai kota budaya. Di sini terdapat beberapa museum penting, termasuk Museum Seni Kontemporer Muhammad VI yang menyimpan koleksi seni modern dari berbagai seniman Maroko dan internasional. Rabat juga menjadi tuan rumah Festival Mawazine, salah satu festival musik terbesar di Afrika, yang menarik musisi dan pengunjung dari seluruh dunia.
Dengan pesona arsitektur tradisional dan modern yang berpadu harmonis, Rabat menunjukkan wajah Maroko yang dinamis dan beragam. Di setiap sudut kota, mulai dari jalanan di Medina yang kuno hingga area bisnis modern, Rabat menawarkan perpaduan sempurna antara masa lalu dan masa kini, membuatnya menjadi salah satu kota yang paling menarik untuk dikunjungi di Maroko.
5. Kenitra
Kenitra, kota pesisir yang terletak di utara Maroko, memiliki peran penting dalam sejarah dan perkembangan ekonomi negara ini. Dikenal sebagai salah satu pusat industri utama, Kenitra menawarkan perpaduan menarik antara modernitas dan tradisi. Kota ini awalnya didirikan sebagai pos militer Prancis pada awal abad ke-20, dan sejak saat itu berkembang menjadi pelabuhan yang penting bagi perdagangan internasional. (Ahmet Mumcu, Morocco: The Traveller’s Companion, (2007), halaman 54).
Selain kontribusi ekonominya, Kenitra juga memiliki daya tarik budaya yang menarik. Di dekatnya terdapat hutan Mamora, salah satu hutan gabus terbesar di dunia, yang menjadi tempat penting bagi ekosistem lokal dan destinasi rekreasi bagi warga kota. Kenitra mungkin tidak sepopuler kota-kota lain seperti Rabat atau Marrakech, tetapi ia tetap memegang peranan penting dalam sejarah dan perekonomian Maroko, serta menawarkan pesona alami yang unik bagi para pengunjungnya.
Tidak hanya itu, Maroko juga dikenal karena kekayaan manuskrip Islam yang tersimpan di perpustakaan-perpustakaan kuno, banyak di antaranya masih dalam kondisi terawat hingga saat ini. Salah satu perpustakaan paling terkenal adalah Perpustakaan Al-Qarawiyyin di Fez, yang menyimpan lebih dari 4.000 manuskrip langka, termasuk karya-karya klasik dalam ilmu tafsir, fiqih, sastra, dan sains. Di antara koleksi yang paling berharga adalah naskah al-Muwatta’ karya Imam Malik, salah satu kitab hadits dan fiqih paling penting dalam mazhab Maliki, serta manuskrip dari Ibnu Sina dan Ibnu Rushd, dua filsuf besar dalam sejarah Islam.
Selain perpustakaan Al-Qarawiyyin, Maroko juga memiliki Perpustakaan Al-Hassan II di Rabat, yang merupakan pusat dokumentasi penting untuk studi Islam dan sejarah Afrika Utara. Perpustakaan ini menyimpan ribuan manuskrip dalam berbagai disiplin ilmu, mulai dari filsafat hingga astronomi. Manuskrip-manuskrip ini adalah bukti nyata betapa pentingnya Maroko sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan pada zaman keemasan Islam.
Di kota Tetouan, yang merupakan bagian dari Situs Warisan Dunia UNESCO, terdapat pula Perpustakaan Andalusia, yang menyimpan sejumlah besar manuskrip yang berasal dari Zaman Keemasan Islam di Andalusia. Koleksi-koleksi ini sebagian besar dibawa oleh para pengungsi Muslim yang melarikan diri dari Spanyol setelah jatuhnya Granada pada tahun 1492, dan mereka memainkan peran penting dalam melestarikan warisan budaya dan ilmu pengetahuan Andalusia di dunia Islam.
Peran Maroko dalam Perkembangan Mazhab Maliki
Salah satu kekayaan intelektual yang dimiliki oleh Maroko adalah peran sentralnya dalam pengembangan dan penyebaran Mazhab Maliki, salah satu dari empat mazhab dalam fiqih Islam. Mazhab Maliki, yang didirikan oleh Imam Malik di Madinah, menjadi mazhab yang dianut oleh mayoritas penduduk Afrika Utara, termasuk Maroko. Maroko, melalui lembaga-lembaga pendidikannya seperti Universitas Al-Qarawiyyin dan Madrasah-madrasah di Fez, Marrakech Kenitra dan lainnya, berperan penting dalam penyebaran mazhab ini ke wilayah-wilayah lain di Afrika Barat.
Para ulama Maroko, termasuk tokoh seperti Imam al-Qadhi Iyadh Musa al-Husaini, yang menulis karya terkenal kitab as-Syifa bi Ta’rifi Huquqil Musthafa, memainkan peran penting dalam mempertahankan dan mengembangkan mazhab Maliki. Karya-karya ini masih diajarkan di berbagai institusi pendidikan Islam di Maroko dan negara-negara lain hingga saat ini.
Selain ilmu pengetahuan, Maroko juga dikenal dengan seni dan arsitektur Islamnya yang megah. Masjid Hassan II di Casablanca, masjid terbesar di Afrika dan terbesar ketiga di dunia, adalah salah satu contoh paling menakjubkan dari arsitektur Islam modern. Dibangun di atas tepi pantai Atlantik, masjid ini memadukan unsur-unsur tradisional seni Maroko dengan teknologi modern. Menara masjid yang menjulang tinggi hingga 210 meter adalah salah satu menara masjid tertinggi di dunia. (Ziyan al-Ghifari, Dari Negeri Matahari Terbenam: Potret Islam dan Keilmuan di Maroko, [2021], halaman 251).
Tidak hanya masjid Hassan II, tetapi juga banyak masjid dan madrasah di seluruh Maroko yang dihiasi dengan mosaik keramik yang indah, ukiran kayu yang rumit, dan pola geometris yang mencerminkan keahlian para seniman dan pengrajin Maroko. Ornamen-ornamen ini mencerminkan kedalaman spiritualitas dan keterhubungan antara seni, agama, dan kehidupan sehari-hari di dunia Islam.
Sufisme juga memiliki tempat yang istimewa dalam tradisi spiritual Maroko. Berbagai tarekat sufi, termasuk Tarekat Tijaniyah yang didirikan oleh Sayyid Ahmad at-Tijanj, berkembang pesat di Maroko dan memainkan peran penting dalam penyebaran ajaran tasawuf di Afrika Barat dan di dunia Islam pada umumnya. Di kota-kota seperti Fez, Meknes, dan Tetouan, zawiyah-zawiyah sufi menjadi pusat pengajaran spiritual, di mana para murid belajar untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui zikir, doa dan munajat.
Alhasil, Maroko adalah perpaduan indah antara ilmu pengetahuan, seni, dan spiritualitas. Dari perpustakaan-perpustakaan kunonya yang menyimpan manuskrip berharga hingga masjid-masjid megah yang menghiasi langit kota, Maroko menawarkan kepada dunia sebuah warisan Islam yang hidup dan berkelanjutan. Para ulama, cendekiawan, dan seniman Maroko selama berabad-abad telah berkontribusi pada peradaban Islam dan membangun jembatan antara ilmu, seni, dan agama.
Negeri ini, dengan semua keindahannya, adalah tempat di mana tradisi intelektual dan spiritual Islam tetap hidup, menawarkan pelajaran berharga bagi generasi mendatang tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan keikhlasan dalam berkarya. Maroko, dengan khazanah ilmiahnya yang kaya dan lanskapnya yang mempesona, akan terus menjadi salah satu permata kebudayaan Islam di dunia, menyinari umat manusia dengan cahaya ilmu dan spiritualitasnya.
Sunnatullah, ditulis saat mengikuti program Kepenulisan Turots Ilmiah Beasiswa non-Degree Dana Abadi Pesantren berkolaborasi dengan LPDP dan Lembaga Pendidikan di Maroko