Hari itu, Jumat (30/8), khatib menyampaikan materi khutbah tentang pentingnya mencari ilmu. Khatib yang menyampaikan khutbahnya di mimbar Rasul, mengajak seluruh umat Islam khususnya para generasi muda untuk senantiasa mencari ilmu.
Jemaah yang mayoritas merupakan jemaah haji yang telah melaksanakan rukun, wajib, dan sunnah haji di Makkah ini tampak serius mendengarkan khatib. Jemaah haji Indonesia pun ikut dengan khidmat menyimak walau terlihat banyak yang mengrenyitkan muka pertanda tidak memahami mayoritas bahasa Arab yang digunakan.
Di akhir khutbah kedua, khatib pun menutup khutbah dengan mendoakan kaum muslimin dan muslimat seluruh dunia. Jemaah pun mengangkat tangan dan bersama-sama mengamini doa khatib. Suara amin menggema dalam masjid di mana Nabi Muhammad SAW dimakamkan.
Khutbah yang tidak terlalu lama itu pun selesai. Shalat Jumat pun dimulai diawali iqamat. Imam shalat dengan merdu membaca Surat Al Fatihah diikuti membaca surat Al Kautsar di rakaat pertama dan surat Al Ikhlas di rakaat ke dua. Bacaan yang simpel namun bermakna ketika imam mengulangi ayat ketiga surat Al-Ikhlas sebanyak dua kali.
Setelah shalat Jumat dilakukan, sejurus kemudian bilal menyerukan untuk melaksanakan shalat jenazah. Baik di Masjid Nabawi maupun Masjidil Haram, shalat jenazah selalu dilaksanakan setelah shalat wajib 5 waktu.
Setelah rangkaian ibadah tersebut, para jemaah pun melanjutkan kegiatan ibadah sunah yang berbeda-beda. Ada yang melaksanakan shalat sunnah, membaca Al Qur'an, dan berdzikir.
Sebagian jemaah juga ada yang langsung melakukan ziarah ke Makam Rasulullah SAW yang terletak di sebelah depan selatan masjid. Jika Anda ingin berziarah, Anda bisa masuk melalui Babussalam di sebelah depan utara masjid kemudian berjalan melintasi bagian depan tempat imam, mimbar, dan Raudhah yang berada tepat sebelum makam Rasul.
Suasana makam Nabi Muhammad memang tidak pernah sepi dari peziarah terlebih setelah shalat berjamaah lima waktu. Walau hanya diperbolehkan melintas saja di jalur yang sudah ditentukan, namun kecintaan umat Islam tidak menghalanginya untuk berhenti dan mengucapkan salam kepada Nabi.
"Assalaamualaika ya Rasulallah wa rahmatullah wa barakatuh," ucap lirih para peziarah di depan makam Nabi yang juga terdapat makan Sayyidina Abu Bakar dan Umar. Para petugas laskar yang menjaga nampak terus memerintahkan para peziarah untuk berjalan agar tidak terjadi kemacetan di jalur tersebut.
Para peziarah menyelesaikan ziarah dengan keluar melewati Pintu Baqi yang langsung berhadapan lurus dengan komplek pemakaman Baqi. Makam Baqi berada di sebelah tenggara Masjid Nabawi dan juga banyak diziarahi oleh jemaah.
Itulah sebagian kegiatan jemaah haji gelombang kedua yang saat ini berada di Madinah. Mereka akan berada di Madinah sekitar 8-9 hari untuk melaksanakan ibadah sunnah Arbain (shalat berjamaah 40 waktu berturut-turut).
Banyak jemaah juga ingin mendapatkan keutamaan dengan berebut masuk ke dalam area Raudhah. Berdasarkan pantauan jurnalis NU Online, Muhammad Faizin, di Masjid Nabawi, selalu ada antrean jemaah untuk masuk ke area mustajabah tersebut.
Secara bahasa “raudhah” berarti kebun atau taman. Raudhah di Masjid Nabawi yakni tempat yang berada di antara mimbar dan makam Muhammad SAW. Tempat ini selalu digunakan oleh Nabi SAW untuk melakukan shalat sampai akhir hayat beliau.
Rasulullah SAW pun pernah bersabda, “Mimbarku ini berada di atas telagaku”. Imam al-Khathabi berkata, “Maksud hadist ini adalah bahwa orang yang selalu istiqamah melaksanakan ibadah di depan mimbarku, maka kelak di hari kiamat, ia akan minum air dari telagaku.
Sehingga tak heran siang dan malam, antrian menuju raudhah selalu disesaki jemaah yang ingin mengambil keutamaan ibadah dengan memperbanyak ibadah di Raudhah Nabi SAW. Apalagi di hari Jumat yang menjadi Sayyidul Ayyam (Hari paling utama) penuh dengan keberkahan.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Abdullah Alawi