Ngaji di Hongkong, Bupati Pringsewu Ingatkan Bertabayun di Era Media Sosial
Senin, 5 November 2018 | 03:30 WIB
Saat mengisi Pengajian Akbar Pimpinan Cabang Istimewa Muslimat NU Hongkong, Bupati Pringsewu KH Sujadi mengingatkan warga negara Indonesia yang berada di Hongkong untuk senantiasa mengedepankan tabayun (klarifikasi) terhadap informasi apapun yang diterima melalui media sosial. Hal ini merupakan upaya agar tidak termakan oleh hoaks yang saat ini bertebaran di dunia maya khususnya media sosial.
Ia mencontohkan berita-berita yang terjadi di Indonesia tentang berbagai hal terkait politik dan agama yang menurutnya merupakan dinamika dalam berbangsa dan bernegara. Sampai dengan saat ini masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan tidak sampai menimbulkan perpecahan dan kegaduhan yang terjadi secara terus menerus.
"Jika ada informasi tentang Indonesia yang gaduh terus setiap hari itu 1000 persen hoaks. Jika memang ada berbagai hal masalah terjadi itu menjadi dinamika yang tidak terjadi setiap hari," kata Kiai Sujadi pada acara yang dilaksanakan di Masjid Jami Tsin Sha Tsui MTR Exit A1 Hongkong, Ahad (4/11).
Ia menegaskan bahwa Indonesia saat ini menjadi tempat paling nyaman dan nikmat untuk menjalankan ibadah sehari-hari. Setiap pemeluk agama tidak punya rasa was-was dalam melaksanakan ibadah dan kepercayaan mereka masing-masing. Dan ini menurutnya harus terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia baik yang ada di dalam maupun di luar negeri.
Terkait bebrapa kejadian yang sedang hangat terjadi di tanah air, Kiai Sujadi menilai bahwa ada sistem yang membuat seolah-olah Indonesia gaduh terus menerus.
"Padahal saya di tanah air hampir tidak ada apa-apa. Indonesia tidak seperti yang ada di WA dan media sosial. Kalau tidak percaya besok beli tiket pulang bareng saya ke Indonesia," katanya disambut tawa jamaah pengajian akbar yang mengangkat tema Islam Rahmatan lil Alamin ini.
Oleh karenannya, Alumni Pesantren Al Asyariyah Kalibeber Wonosobo ini berpesan kepada jamaah untuk mengelola informasi yang diterima dengan baik. Hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian terangnya merupakan fenomena yang memang sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW.
Ia pun mengisahkan terkait kebohongan di zaman Rasul tentang kisah Siti Aisyah yang difitnah telah berbuat zina oleh seseorang.
"Idzaa Jaa'akum Faasikun Binabain Fatabayyanuu. Jika datang seorang fasik pada kalian dengan berita, maka bertabayunlah," tegas Bupati yang juga hafidz Qur'an ini mengutip ayat 6 surat Al Hujurat.
Selain memberikan mauidzatul hasanah, Wakil Ketua PWNU Lampung ini juga memberi kesempatan kepada para jamaah untuk bertanya dan mendiskusikan berbagai hal terkait hukum-hukum Islam. Suasana kekeluargaan sangat terasa pada diskusi yang dipandu oleh Ketua PCI Muslimat NU Hongkong, Hj Fatimah Angelia. Lagu Ya Lal Wathan juga menggema di acara yang menjadi tempat para warga Indonesia di Hongkong mengkaji ilmu agama ini.
Kegiatan pengajian akbar ini juga merupakan acara yang digelar untuk memperingati Milad ke-4 Majelis Ilmu dan Dzikir Belajar Mawas Diri (BMD) Hongkong. Selain Kiai Sujadi, pengajian tersebut juga menghadirkan Kiai Agus Rasyid dari Temanggung Jawa Tengah. (Red: Muhammad Faizin)