Pasca Kematian Pemimpin Al-Qaeda, Pengamat Terorisme: Tetap Waspada Meski Potensi Serangan Balik Kecil
Kamis, 4 Agustus 2022 | 18:30 WIB
Jakarta, NU Online
Pemimpin Al-Qaeda, Ayman Al-Zawahiri dilaporkan tewas dalam serangan drone tanpa awak yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) di Kabul, Afghanistan pada Ahad (31/7/2022). Dia dikabarkan terbunuh di balkon sebuah rumah di Kabul yang dihuni bersama anggota keluarganya. Tidak ada korban lain dalam serangan itu.
Kematian Al-Zawahiri memicu kekhawatiran potensi aksi balas dendam dari kelompok teror tersebut. Merespons hal itu, Pengamat Terorisme, Solahudin menilai potensi terjadinya aksi serangan balik oleh kelompok teror di Indonesia terbilang kecil.
“Potensi ancaman aksi balas dendam dari Indonesia kecil,” terang Solah kepada NU Online, Kamis (4/8/2022).
Ia menyebut bahwa jaringan Al-Qaeda di Indonesia, dalam hal ini adalah kelompok Jemaah Islamiyah (JI), telah memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda sejak tahun 2010.
“Jadi, sudah tidak ada lagi hubungan JI dengan Al-Qaeda seperti sebelumnya. Sebelumnya, ada aksi bom Bali hingga Marriot yang masih ada pembiayaan dari Al-Qaeda dan agendanya dari dia juga,” papar Solah.
“Sejak di bawah kepemimpinan Para Wijayanto, JI memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda dan melarang anggotanya melakukan aksi teror di Indonesia,” tambahnya.
Kendati demikian, lanjut dia, bukanlah mustahil jika suatu ketika terdapat simpatisan kelompok JI yang tidak puas dengan kebijakan itu lalu melancarkan aksi serangan teror.
“Tapi, tentu saja tidak bisa meng-underestimate kemungkinan bahwa potensi serangan itu ada,” kata penulis buku “NII Sampai JI: Salafy Jihadisme di Indonesia” itu.
Untuk itu, ia meminta pemerintah meningkatkan kewaspadaan terhadap segala potensi ancaman yang dapat terjadi dari jaringan teroris di Indonesia usai kematian Al-Zawahiri.
“Kemungkinannya kecil, karena jaringan JI sudah memutus hubungan dengan Al-Qaeda dan kondisi JI pun sedang lemah dengan penegakan hukum yang dilakukan oleh Densus 88,” jabarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyampaikan bahwa pihaknya telah menaruh perhatian kepada kelompok-kelompok teroris terafiliasi Al-Qaeda.
“Tentu kaitan deteksi ini sebenarnya sebuah rangkaian kegiatan deteksi yang berkelanjutan ya. Jadi selama ini terhadap kelompok-kelompok yang memang menjadi perhatian yang terafiliasi itu menjadi fokus perhatian kami bersama dengan aparat dan bahkan juga dengan elemen masyarakat,” katanya dikutip dari CNN.
Ia juga berharap, peristiwa kematian Al-Zawahiri tidak berdampak signifikan bagi kelompok teror di Indonesia.
"Ya tentu kita kalau bicara dampak kita berharap tidak ada dampak. Kan itu kan di luar wilayah kita ya. Tentu harapan kita bersama tidak memberikan dampak yang signifikan," ujar dia.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin