PCINU Pakistan Kecam Aksi Bom Bunuh Diri di Masjid Peshawar
Selasa, 31 Januari 2023 | 13:45 WIB
Petugas keamanan dan penyelamat bersiap untuk mencari korban ledakan di puing-puing masjid yang rusak di dalam markas polisi di Peshawar Senin (30/1/2023). (Foto: AFP)
Jakarta, NU Online
Sebuah ledakan bom bunuh diri terjadi di sebuah masjid di kompleks markas polisi di Kota Peshawar, Pakistan pada hari Senin, (30/1/2023). Insiden ledakan itu menyebabkan sedikitnya 87 orang tewas dan lebih dari 150 lainnya luka-luka.
Wakil Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Pakistan, Muhammad Badat Alauddin mengecam keras aksi bom yang menelan korban jiwa juga menyebabkan kerugian materiil itu.
Ia menilai, insiden pengeboman di masjid merupakan imbas dari perpanjangan konflik antargolongan.
“Kami sangat mengecam, dan yang sama-sama kita ketahui ini bukan konflik agama akan tetapi merupakan konflik beberapa golongan yang saling menjatuhkan,” kata Alauddin, demikian ia disapa, kepada NU Online, Selasa (31/1/2023).
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas insiden tersebut. Meski begitu, Alauddin meyakini gejolak ekonomi dan politik dalam negeri membuat kelompok tertentu memanfaatkan momen untuk memperkeruh keadaan.
“Tapi kami yakin karena ini tahun politik atau tahun pemilu di sini, serta lonjakan inflansi yang sedang tinggi, maka dimanfaatkan beberapa kelompok anti-pemerintah untuk membuat riot and clash dengan maksud menjatuhkan pemerintah,” jabar dia.
Alauddin menuturkan sejauh ini belum ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang dikabarkan terdampak kejadian pengeboman itu.
“Alhamdulillah sejauh ini belum ada info WNI yang terdampak” ucap Dewan Pengawas Perhimpunan Pelajar Indonesia Kawasan (PPIDK) Timur Tengah dan Afrika 2022-2023 itu.
Selain itu, Alaudin juga memastikan pihak PCINU Pakistan dalam keadaan aman. Ini karena lokasi kantor PCINU berada di Kota Islamabad yang berjarak 180 km dari lokasi kejadian. Kantor PCINU Pakistan terletak di komplek Islamic International Universty Islamabad (IIUI), H-10 Islamabad Capitol Teritory.
“Alhamdulillah kantor PCINU terletak jauh, kami ada di ibu kota jaraknya sekitar 180 km dari ibu kota,” tandasnya.
Meskipun ada beberapa WNI yang tinggal di Kota Peshawar tapi, sejauh ini pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Pakistan belum mengeluarkan informasi WNI terdampak.
Reuters menjelaskan, pengebom meledakkan dirinya tak lama selang ratusan jemaah berbaris untuk melaksanakan shalat Ashar. Hingga kini, belum ada yang mengaku bertanggung jawab. Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) atau yang dikenal Taliban Pakistan membantah bertanggung jawab.
Melansir kantor berita Pakistan Dawn, aksi ledakan menargetkan masjid yang berlokasi tidak jauh dari kantor polisi setempat. Mayoritas jemaah pun merupakan polisi, sehingga sasarannya adalah aparat keamanan.
Petugas Polisi Ibu Kota Peshawar, Muhammad Ijaz Khan mengatakan bahwa atap masjid ambruk setelah ledakan. “Sejumlah rahang masih terjebak di bawah reruntuhan dan tim penyelamat berusaha menarik mereka keluar,” ucapnya.
Ruang utama masjid yang memiliki kapasitas 250 hingga 300 orang juga runtuh, dengan beberapa sisa bangunan masih utuh.
Khan mengatakan antara 300 hingga 400 personel polisi tengah berada di daerah itu pada saat ledakan terjadi.“Jelas terjadi gangguan keamanan,” katanya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi