PCINU UK Sambut Diaspora Nahdliyin yang Baru Tiba di Inggris: Jangan Lupakan Identitas Santri
Senin, 21 Oktober 2024 | 02:00 WIB
PCINU UK menyambut hangat diaspora Nahdliyin yang baru tiba di Inggris Raya melalui pertemuan secara daring. (Foto: dok. PCINU UK)
London, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) United Kingdom (UK) bersama Muslimat dan Fatayat UK menyambut diaspora Nahdliyin yang baru tiba di Inggris Raya. Mereka datang ke Inggris untuk bekerja dan menempuh studi S2 atau S3.
Ketua PCINU UK Rosyid Jazuli menyambut hangat warga Indonesia yang baru tiba di UK dalam sebuah pertemuan yang digelar secara daring.
“Selamat datang rakyat Indonesia yang baru tiba di UK dan yang masih bertahan. Semoga kita selalu diberi kesehatan dan keselamatan selama di UK,” ujarnya, melalui keterangan yang diterima NU Online, Ahad (20/10/2024) malam.
Rosyid meminta agar para diaspora Nahdliyin tak melupakan identitas sebagai santri. Sebab identitas santri dan Islam akan menambah nilai saat bekerja dan menempuh studi lanjut di UK.
“Kita sebagai Nahdliyin yang bisa mengaji, belajar nahwu dan sorof itu dapat menguatkan pilar kita. Dengan menguatkan pila-pilar tersebut, akan menguatkan identitas kita juga,” ujarnya.
Sementara itu, Rais Syuriah PCINU UK Roman Cahya menyampaikan bahwa sumber daya manusia (SDM) PCINU UK memiliki jiwa solid yang tersebar di Inggris Raya, sehingga para Nahdliyin yang baru bergabung di PCINU UK dapat bersilaturahim dan menambah relasi.
“Selamat datang teman-teman di Inggris Raya. Selamat bergabung, selamat berinteraksi, dan selamat memberikan kontribusi dan pemikirannya untuk organisasi PCINU UK semoga semakin maju,” ujar Roman.
Pada acara pertemuan secara daring antara PCINU UK dan para diaspora Nahdliyin yang baru tiba di Inggris itu, dipandu oleh moderator Dena Baladina Zainuddin yang sedang menempuh program magister di University of Leeds dengan program studi (prodi) Communications and Media.
Pemateri pertama dalam acara itu yakni Muhammad Nabil Satria Faradis yang sedang menempuh program doktoral di University of Cambridge dengan prodi Technology Management. Ia menyampaikan strategi menempuh S3 di UK.
“Menempuh S2 atau S3 di UK, pertama yang perlu dicapai adalah cek dan baca silabusnya sehingga langkah selanjutnya membuat timeline untuk membuat pencapaian dari silabus tersebut, bisa buat dalam persemester hingga perbulan,” ujarnya.
Nabil juga menekankan pentingnya memperbaiki komunikasi dengan supervisor atau profesor pendamping, sehingga dapat membantu dalam menata dan memulai penelitian selama kuliah.
“Diaspora Nahdliyin yang masih belajar untuk studi S2 dan S3, tetap ikhtiar untuk menggapainya sesuai dengan pesan dari Syekh Hasyim Asy'ari,” ujar Nabil.
Lalu pemateri kedua adalah Muhammad Arinal Haq (Aril) yang telah lulus menempuh studi magister di University of Manchester dengan prodi Pure Mathematics yang merupakan alumni dari MTS dan MANU Mathalibul Huda, Jepara, Jawa Tengah. Ia menyampaikan pengalaman hidup selama di UK.
“Tantangan yang saya hadapi selama di UK itu manajemen waktu dan keuangan karena perbedaan waktu shalat ketika musim winter dan summer. Kemudian sistem pendidikan yang berbeda dengan Indonesia, perbedaan bahasa dan kebiasaan yang dilakukan warga UK,” ujar Aril.
Ia juga menyampaikan tips untuk bertahan di UK dengan mengenali kemampuan diri, rajin beribadah, aktif mengikuti konferensi, lomba, dan mencari lingkungan yang suportif.
.
Pemateri selanjutnya adalah Surya Mahdi, dosen di University of Bistol Business School dengan prodi Strategy, Innovation, and Entrepreneurship. Ia menyampaikan pentingnya membuat timeline dalam mencapai penyelesaian studi dan melanjutkan ke pekerjaan.
“Selalu perbaiki diri dan tingkatkan komunikasi bahasa Inggris bisa melalui pidato, tulisan. Perbaiki diri dengan bersilaturahmi, orang tidak akan kenal dengan kalian, jangan malu untuk mengenalkan diri sendiri kepada orang lain,” ujarnya.
Surya juga berharap kepada diaspora Nahdliyin UK untuk memberikan dampak positif kepada organisasi yakni dengan berpikir kritis dan selalu memiliki wawasan yang lebih luas.