Internasional

PCINU UK Tanggapi Upaya Diplomasi Perdamaian Palestina-Israel

Selasa, 19 Juni 2018 | 18:30 WIB

PCINU UK Tanggapi Upaya Diplomasi Perdamaian Palestina-Israel

Ilustrasi (Foto: Reuters)

London, NU Online
Kunjungan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) ke Yerusalem (Israel) harus dipahami dengan pemikiran jernih dan visi jangka panjang. Mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina tidak hanya dengan satu pendekatan, tapi harus banyak cara. 

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama United Kingdom (PCINU-UK) menegaskan bahwa proses perdamaian dalam konflik Israel-Palestina, selama ini tidak berdampak signifikan. Maka, harus ada langkah baru dan cara yang lebih nyata. 

"Selama ini, harus diakui proses perdamaian antara Israel dan Palestina, belum komprehensif. Tawaran-tawaran perdamaian saling berkelindan kepentingan. Indonesia, dan terutama Nahdlatul Ulama, punya peran besar dalam hal ini," ungkap Didiek S. Wiyono, Pengurus PCINU United Kingdom, dalam sebuah diskusi di Universitas Southampton, Inggris, Senin (18/6).

Didiek juga menyampaikan betapa kita tidak bisa menggeneralisir kebencian terhadap pemeluk Yahudi. "Harus dibedakan antara Yahudi dan Israel. Kita tidak bisa membenci semua orang Yahudi, ada banyak dari mereka yang juga menjalin komunikasi yang hangat dengan Muslim, membela Palestina. Ini penting dipahami," jelas Didiek. 

Selain itu, yang menjadi penting, pendekatan terhadap perdamaian atas konflik harus dengan berbagai strategi. "Pendekatan terhadap konflik tidak bisa dengan satu cara. Juga, tidak bisa berpihak pada salah satu aktor yang berkonflik, seraya mengecam pihak lain. Maka, harus berada di tengah, ini pentingnya strategi diplomasi perdamaian," ungkapnya. 

"Kita tidak boleh berprasangka buruk, atau mengecam yang berlebihan. Mengkritik boleh saja, tapi harus konsekuen dengan kritik. Gus Yahya sudah melangkah jauh untuk berdialog dengan elite dan pimpinan politik serta pemuka agama, ini langkah nyata untuk proses perdamaian," jelas Didiek. 

Selanjutnya, Didiek menyatakan bahwa proses perdamaian yang diinisasi Gus Yahya, masih dalam proses panjang. Maka, tidak seharusnya dihakimi dan dicaci maki. 

"Kita seharusnya mendukung strategi diplomasi perdamaian ini. Semoga pihak Palestina juga akan tersambung dengan ajakan Gus Yahya, yang mempromosikan Rahmah sebagai pendekatan perdamaian. Bagaimanapun juga, kemerdekaan dan kedaulatan Palestina menjadi tujuan bersama, pendekatan diplomasi dengan nilai Rahmah, akan memberi peluang perdamaian yang nyata," ungkap Didiek. 

PCINU UK selama ini fokus pada penguatan komunitas, kampanye Islam ramah di Eropa dan pengembangan jejaring kader-kader NU dengan lembaga-lembaga internasional. (Aziz/Fathoni)