Pemerintah Yaman-Houthi Barter 1.081 Tahanan, PBB Harap Itu Jadi Penyelesaian Perang
Selasa, 29 September 2020 | 14:45 WIB
Seorang penjaga militer duduk di bekas Balai Pertemuan Gubernur Saada. Perang saudara di Yaman telah menghancurkan banyak infrastruktur kota. (Foto: UN OCHA/Giles Clarke)
Sana’a, NU Online
Pemerintah Yaman dan kelompok gerilyawan Houthi setuju untuk menukarkan ribuan tahanan. Ini menjadi pertukaran tawanan terbesar dalam sejarah Perang Yaman yang sudah berlangsung selama lima tahun. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), langkah itu merupakan upaya membangun kepercayaan dengan tujuan untuk menghidupkan kembali proses perdamaian yang terhenti.
Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman, Martin Griffiths, mengatakan, kedua belah yang saling bertikai itu akan membebaskan 1.081 tahanan, termasuk di antaranya 15 warga Arab Saudi. Dilaporkan, Pemerintah Yaman akan membebaskan 681 gerilyawan Houthi, sementara kelompok Houthi akan melepaskan 400 orang termasuk 15 warga Saudi.
“Saya pribadi sangat senang berada di sini untuk mengumumkan bahwa Anda telah mencapai pencapaian yang sangat penting,” kata Griffiths, dilansir laman Aljazeera. Barter ribuan tahanan tersebut diumumkan dalam pertemuan Delegasi Pemerintah Yaman dan kelompok Houthi dengan pendamping Griffiths di Desa Gilon, Swiss, Ahad (27/9).
Dia mendesak agar kedua belah pihak untuk terus bergerak dan tidak menyiakan-nyiakan dalam membangun momentum ini untuk segera menyetujui pembebasan lebih banyak tahanan. “Tujuan keseluruhan kami saat ini adalah untuk mencapai kesepakatan tentang apa yang kami sebut deklarasi bersama yang merupakan gencatan senjata nasional untuk mengakhiri perang di Yaman,” kata Griffiths.
Saluran TV Al-Masirah yang dikelola Houthi menyebutkan bahwa kedua belah pihak telah menyatakan komitmennya untuk melaksanakan kesepakatan tersebut. “Yang penting bagi kami adalah mengimplementasikan kesepakatan, tidak hanya menandatanganinya,” kata Komandan senior Houthi, Mohamed Ali al-Houthi.
Menteri Luar Negeri Yaman, Mohammaed al-Hadrami, menyambut baik kesepakatan pemerintah Yaman dan kelompok Houthi tersebut. Bagi dia, itu adalah ‘terobosan kemanusiaan’. Ia menuturkan, pemerintah meminta agar perjanjian itu dilaksanakan tanpa mengulur waktu.
Sebetulnya pada 2018 lalu, Pemerintah Yaman—yang didukung koalisi Arab Saudi- dan Houthi—yang didukung Iran- pernah menandatangani kesepakatan untuk menukar sekitar 15 ribu tahanan namun pakta tersebut hanya diterapkan sebagian dan berjalan lambat.
Kemudian pada akhir tahun lalu, Houthi membebaskan 290 tahanan dan Arab Saudi melepaskan 128 orang. Puluhan orang juga dibebaskan setelah dimediasi secara lokal di wilayah Provinsi Taiz. Lalu pada Januari tahun ini, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) memfasilitasi pembebasan enam orang Saudi yang ditahan oleh Houthi.
Perang saudara Yaman antara pemerintah dan kelompok Houthi mulai meletus pada awal 2015 lalu. Perang ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia—menurut PBB. Secara luas, perang saudara Yaman dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad