Sedikitnya 172 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang di Yaman
Kamis, 13 Agustus 2020 | 10:00 WIB
Orang-orang melihat air yang naik selama hujan lebat di kawasan tua Ibu Kota Sanaa, Yaman. (Foto: Reuters/Khaled Abdullah)
A Muchlishon Rochmat
Penulis
Sanaa, NU Online
Seorang pejabat pemerintahan mengatakan, banjir bandang di Yaman yang disebabkan hujan lebat telah membunuh sedikitnya 172 orang selama sebulan terakhir. Banjir juga merusak rumah-rumah, situs warisan dunia yang terdaftar UNESCO, dan jalan-jalan di beberapa kota di negara tersebut.
Pada Senin (10/8), seperti diberitakan Xinhuanet, hujan lebat dan banjir bandang di wilayah Sanaa, Yaman telah menghancurkan sebuah rumah dan menewaskan dua orang perempuan. Sementara di distrik Manakhah—sekitar 60 kilometer ke barat dari Ibu Kota Sanaa, hujan lebat menyebabkan lima orang terluka parah setelah tertimpa reruntuhan rumah. Hujan juga merusak lusinan rumah lainnya di distrik itu.
Itu adalah yang terbaru dari serangkaian ‘kecelakaan’ serupa di seluruh negeri sejak musim hujan dimulai pada bulan April.
Di Provinsi Maarib di timur Kota Sanaa, 30 orang—termasuk 19 anak-anak- meninggal akibat banjir. Di kamp-kamp pengungsian di provinsi itu, 1.340 keluarga melihat tenda dan harta benda mereka hanyut oleh banjir.
Di Provinsi Lahij, tujuh orang hanyut dan kendaraan mereka terbawa arus banjir. Empat orang lainnya meninggal di jalan yang menghubungkan Provinsi Hadramaut selatan dan Shabwa.
Diberitakan Aljazeera, Rabu (12/8), rumah-rumah di Kota Tua Sanaa yang terdaftar di UNESCO di Yaman juga runtuh karena hujan lebat, saat banjir dan badai melanda negara itu selama berbulan-bulan. Sementara itu, rumah-rumah bata lumpur cokelat dan putih yang khas di lingkungan bersejarah Sanaa—yang dibangun sebelum abad 11- telah lama terancam konflik dan penelantaran.
Banjir dan bencana alam telah menyebabkan Yaman menjadi semakin terpuruk. Perang yang terjadi di Yaman—antara pemerintah yang didukung Arab Saudi dan sekutunya dengan kelompok Houthi yang beraliansi dengan Iran- selama lima tahun terakhir telah menyebabkan lebih dari 100 ribu orang meninggal. Perang juga membuat 80 persen populasi Yaman bergantung pada bantuan dan mendorong jutaan orang pada ambang kelaparan. Karena itulah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut krisis di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Pewarta: Muchlishon
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua