Jakarta, NU Online
Otoritas di Arab Saudi telah merilis foto-foto hasil olahan khusus dari situs arkeologi terpenting dalam Islam yang ada di Masjidil Haram di Makkah: Ka'bah dan batu hitam-nya atau yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai Hajar Aswad.
Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci di Arab Saudi mengambil hingga sebanyak 1.050 foto Hajar Aswad dan Ka'bah menggunakan teknologi Fox Stack Panorama. Teknik fotografi dengan fokus panorama bertumpuk ini mengkombinasikan gambar-gambar dengan beragam angle dan fokus untuk menghasilkan satu gambar resolusi tinggi yang paling akurat.
Gambar beresolusi 49 ribu megapiksel dihasilkan setelah tujuh jam dan membutuhkan proses editing selama sepekan. Ini adalah kali pertama otoritas di dua masjid suci itu mampu menunjukkan batuan itu dengan tingkat detail seperti itu.
"Otoritas tertarik dalam menggunakan teknik foto terbaru tersebut karena nilai penting Hajar Aswad bagi umat Islam," kata Sultan bin Ati Al-Qurashi, Menteri (Under Secretary General) Badan Proyek dan Studi Rekayasa di Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci tersebut dikutip dari Arab News.
Batu hitam kemerahan berbentuk oval Hajar Aswad memiliki diameter 30 sentimeter dan terletak di sudut timur, ada yang menyebut tenggara, Ka'bah. Batu itu ditempatkan 1,5 meter di atas lantai dan memiliki bingkai terbuat dari perak murni sebagai pelindungnya. Ini adalah titik awal dan akhir dari tawaf, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran.
Al-Qurashi mengatakan pemerintah ingin mendokumentasikan Hajar Aswad dan Ka'bah untuk menunjukkan detail teknis dan dimensi rekayasanya. Gambar yang dihasilkan dicetak menggunakan printer 3D.
"Ini adalah teknik modern yang digunakan untuk pertama kalinya dalam membangun sebuah model yang menyimulasikan secara luar biasa bentuk dan ukuran dari Ka'bah," kata Al-Qurashi menambahkan.
Badan Proyek dan Studi Rekayasa menyelenggarakan sebuah pameran virtual untuk memamerkan foto detail Hajar Aswad dan seluruh hasil karya yang dihasilkan dalam sebuah model 3D. Model yang mencakup 123 potongan berbeda asal Museum Arsitektur Dua Masjid Suci itu dianggap replika eksak dari koleksi arkeologis yang ada.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon