Peringatan Haul Gus Dur di Kairo Jadi Upaya Terjemahkan Pesan Kemanusiaan dan Perdamaian
Senin, 29 Januari 2024 | 18:30 WIB
Haul Ke-14 Gus Dur di Andalus Hall, Al-Azhar Conference Center (ACC), Nasr City, Kairo, Mesir, pada Ahad (28/1/2024) kemarin. (Foto: panitia)
Kairo, NU Online
Peringatan Haul Ke-14 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) digelar di Andalus Hall, Al-Azhar Conference Center (ACC), Nasr City, Kairo, Mesir, pada Ahad (28/1/2024) kemarin. Acara ini mengangkat tema Humanity and Peace, Gus Dur’s Day: Remembering Gus Dur’s Wisdom and Legacy Cairo.
Peringatan Haul Gus Dur di Kairo ini menjadi upaya untuk menerjemahkan pesan kemanusiaan dan perdamaian, sekaligus refleksi terhadap situasi global akhir-akhir ini yang makin meminggirkan nilai-nilai kemanusian yang membawa kedamaian.
Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf menyampaikan sambutan dalam acara ini. Ia menyebutkan tiga hal yang membuat Gus Dur sangat familier terhadap banyak kalangan.
Baca Juga
Tiga Pesan Kemanusiaan Gus Dur
“Tiga hal yang membuat Gus Dur familier sebagai figur yang luar biasa yakni pergaulan yang lintas preferensi, khazanah keilmuan yang luas, dan selera humor yang tinggi sebagai penyederhanaan pesan agama,” ungkap Lutfi Rauf.
Sementara itu, putri sulung Gus Dur Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid menuturkan bahwa spirit ketauhidan merupakan lokus utama yang mengilhami segenap sikap, pemikiran dan pergerakan brilian Gus Dur selama hidup.
“Beliau juga menyampaikan bahwa melalui Al-Azhar inilah, pemikiran Gus Dur telah berhasil menembus batas-batas teritorial negara,” ungkap Alissa.
Kemudian, Deputi Grand Imam al-Azhar Syekh Abdurrahman al-Dluwaini memaparkan penyebab tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Ia menjelaskan bahwa tragedi kemanusiaan yang sampai saat ini terjadi di Palestina adalah bentuk kepicikan dan kebohongan Zionis yang sudah lama tersingkap oleh sejarah.
Baca Juga
Risalah Kemanusiaan Gus Dur
“Cepat atau lambat, Palestina akan segera meraih kemerdekaannya. Relasi antara umat Islam dan Palestina berbasis asas ketauhidan yang berkelanjutan,” tegas Syekh Abdurrahman.
Sosok nomor dua di Al-Azhar itu juga menyampaikan posisi Al-Azhar yang akan terus konsisten menjaga marwah Islam sebagai agama yang penuh akan cinta kasih dan kedamaian.
Hadir pula Rektor Universitas Al-Azhar Syekh Salamah Dawud. Ia menyampaikan bahwa secara historis, Mesir dan Indonesia telah lama menjadi mitra keilmuan. Baginya, Gus Dur dan Nahdlatul Ulama memiliki posisi yang fenomenal, baik di telinga orang Indonesia maupun di Mesir.
Hal itu dibuktikan melalui banyaknya buku yang mendiskusikan keduanya. Di Mesir misalnya terdapat buku al-Mujaz al-Lathif fi ‘Alaqat Indunisia bi al-Azhar al-Syarif karya Husam Syakir, Jamiyat Nahdlat al-‘Ulama wa Dauruha fi al-Da’wah al-Islamiyah di Indonesia karya Taufiq al-Baidlawi, dan Masirat al-‘Alaqat baina Mishra wa Indunisia.
Haul Gus Dur di Kairo ini diisi dengan dialog terbuka bersama Syekh Usamah Sayyid al-Azhari dan Alissa Wahid. Lalu ada Peluncuran Abdurrahman Wahid Center for Humanity and Islamic Studies (AWCHIS) serta pembacaan Piagam Kemanusiaan dan Perdamaian.
Rentetan Haul Gus Dur dihadiri lebih dari 900 mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir. Acara ini dimulai dengan pembacaan yasin dan tahlil, ayat-ayat suci Al-Qur’an, serta menyanyikan lagu nasional Biladi-Biladi, Indonesia Raya, dan Mars Ya Lal Wathan.
Kontributor: Muhammad Jihan Muqodas