Internasional

Petugas Haji 2024 Tetapkan Mabit di Muzdalifah dengan Skema Murur dan Normal

Selasa, 11 Juni 2024 | 13:30 WIB

Petugas Haji 2024 Tetapkan Mabit di Muzdalifah dengan Skema Murur dan Normal

Simulasi pakai aplikasi Nusuk. (Foto: MCH 2024)

Makkah, NU Online

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memberlakukan mabit di Muzdalifah dengan dua skema, yaitu murur dan normal. PPIH Arab Saudi akan memberangkatkan jamaah haji setelah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah malam untuk mabit di Muzdalifah, baik murur maupun normal.


Jamaah haji Indonesia sendiri menempati 1.169 tenda wukuf di Arafah yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz.


Mabit di Muzdalifah dengan skema murur adalah mabit dengan cara melintas di Muzdalifah setelah jamaah berwukuf di Arafah. Jamaah akan tetap berada di atas bus tanpa turun dari kendaraan saat melewati kawasan Muzdalifah. Mereka akan langsung bergerak menuju tenda di Mina.


PPIH Arab Saudi menyiapkan 4 bus kota per maktab untuk membawa sedikitnya 55 ribu jamaah untuk murur melalui Muzdalifah. PPIH Arab Saudi mengambil kebijakan murur untuk mengurangi kepadatan ekstrem jamaah haji di Muzdalifah.


“Skema murur di Muzdalifah hanya melintas. Mereka itu lansia, risti (risiko tinggi), dan pendamping di kloter yang umumnya dapat rukhsah dan uzur secara syar’i,” kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Subhan Cholid di Makkah, Ahad (9/6/2024).


Adapun skema normal adalah sistem taraddudi bus (shuttle) yang mengantar jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah. Untuk skema normal, petugas haji menyiapkan 10 bus per maktab dengan beberapa trip hingga semua jamaah bergerak dari Arafah ke Muzdalifah.


“Sebanyak 6 bus setiap maktab disiapkan awalnya, tapi kemudian ditambah menjadi 10 bus untuk membawa jamaah dari Arafah menuju Muzdalifah secara taraddudi,” kata Subhan.


Menurut Subhan, setelah melakukan beberapa kali pertemuan dengan Masyariq dan Naqabah (institusi transportasi Saudi) yang juga dihadiri pihak Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi, serta beberapa kali proses simulasi dan uji coba, disepakati bahwa pergerakan jamaah dari Arafah ke Muzdalifah dilakukan dengan skema normal dan murur.


Petugas akan mengatur pergerakan jamaah menuju pintu pemberangkatan jamaah yang sudah ditentukan di setiap maktab.


“Setiap maktab memiliki dua halte keberangkatan. Satu pintu untuk pemberangkatan jamaah dari Arafah dalam skema normal, satu pintu lainnya untuk skema murur. Untuk memudahkan jamaah, dua pintu ini akan diberi tanda oleh Masyariq,” tegas Subhan.