Sambut Ramadhan, Muslimat NU Taiwan Ziarah Makam Jenderal Muslim Tiongkok
Kamis, 14 Maret 2024 | 11:00 WIB
Rombongan ibu-ibu Muslimat NU Taiwan saat berziarah ke makam Jenderal Bai Chongxi, Ahad (10/3/2024). (Foto: dok. Muslimat NU Taiwan)
Jakarta, NU Online
Dalam rangka menyambut Ramadhan 1445 hijriah, Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Taiwan ziarah ke makam Jenderal Bai Chongxi. Seorang jenderal Muslim ini merupakan Menteri Pertahanan pertama Republik Tiongkok pada 1946-1948.
Ketua PCI Muslimat NU Taiwan Siti Romelah mengatakan, pihaknya memberangkatkan 5 armada bus yang membawa jamaah menuju lokasi dengan total peserta secara keseluruhan 240 jamaah, pada Ahad (10/3/2024).
Selain menggunakan armada bus, ada juga jamaah yang datang secara mandiri dengan menggunakan transportasi pribadi dan kendaraan umum lainnya.
"Ziarah ini dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Ziarah dan doa tidak hanya baik dilakukan kepada orang tua dan kerabat saja, tapi ziarah juga bagus kita lakukan kepada para tokoh Muslim terdahulu yang sudah meninggal," ungkapnya dalam keterangan diterima NU Online, Kamis (14/3/2024).
“Kita bersama-sama berdoa dengan tahlil dan bacaan surat Yasin agar para leluhur dan tokoh muslim yang kita ziarahi mendapatkan maghfirah dari Allah,” ujarnya.
Pembacaan Yasin dan tahlil dibagi menjadi dua kloter lantaran membludaknya jumlah jamaah yang berpartisipasi. Kloter pertama dipimpin Rais Syuriah PCINU Taiwan Muhammad Al Imron dan kloter kedua dipimpin Ketua PCINU Taiwan Didik Purwanto.
Dalam sambutannya, Didik Purwanto mengatakan bahwa Jenderal Bai Chongxi memainkan peran penting dalam pembangunan masjid besar Taipei.
Baca Juga
Lika-liku Berdirinya Muslimat NU
Jenderal Bai Chongxi berasal dari etnis Hui dan seorang jenderal Republik Tiongkok dalam Tentara Revolusi Nasional di Republik Tiongkok, serta pemimpin Muslim Nasionalis Tiongkok yang berpengaruh.
"Jenderal Bai Chongxi ini adalah salah satu tokoh yang menginisiasi pembangunan masjid besar Taipei, maka beliau ini punya peran yang sangat besar terhadap perkembangan Islam di Taiwan," katanya.
“Kita saat ini hanya mendapatkan kenikmatannya saja, tidak berjuang dalam pendirian masjid besar Taipei. Beliau ini yang memperjuangkannya maka kita harus berbalas budi dengan cara mendoakannya beserta keluarga dan generasi penerusnya," ujar Didik.
Ia berharap, momen ziarah tersebut membangkitkan semangat generasi penerus untuk menjaga dan memperluas warisan keagamaan.
“Saya berharap kegiatan ziarah ini harus dirutinkan minimal setahun sekali," pungkasnya.