Sekjen Liga Muslim Dunia Berkomitmen Mendukung Agenda-agenda Internasional NU
Kamis, 12 Mei 2022 | 11:00 WIB
Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kiri) dan Sekretaris Jenderal Rabithah ‘Alam Islami Syeikh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa. (Foto: istimewa)
Riyadh, NU Online
Sekretaris Jenderal Rabithah ‘Alam Islami (Liga Muslim Dunia), Syeikh Muhammad bin Abdul Karim Al Issa menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk bekerja sama dan mendukung seluruh agenda internasional Nahdlatul Ulama (NU).
"Rabithah siap mendukung dan membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan NU dalam pelaksanaan agenda-agenda internasionalnya," kata Syeikh Al Issa dalam pertemuan pribadi bersama Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf seusai kegiatan Forum on Common Values among Religious Followers (Forum tentang Nilai-nilai Bersama diantara Para Pengikut Agama), di Riyadh, Rabu (11/5/22).
Alasannya, terang dia, Nahdlatul Ulama ikut memegang hak milik atas Rabithah, karena Rabithah dimaksudkan sebagai milik seluruh dunia Islam. "Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang pantas menjadi teladan bagi organisasi-organisasi Islam lainnya di seluruh dunia," terangnya.
Menanggapi pernyataan Syeikh Al Issa, Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa agenda apa pun menyangkut dunia Islam akan sulit berjalan dengan baik apabila tidak melibatkan Kerajaan Saudi Arabia.
"Mengingat bahwa kerajaan itu memegang kedaulatan atas dua tempat suci, pusat peribadatan umat Islam di seluruh dunia," kata Gus Yahya, demikian sapaan karibnya.
Oleh sebab itu, Gus Yahya bertekad untuk meningkatkan keterlibatan NU dalam aktivisme internasional. "Kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi dan Rabithah ‘Alam Islami mutlak diperlukan," ujar tokoh yang pernah menjadi juru bicara (Jubir) Presiden keempat Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Ajakan kerja sama dari Gus Yahya rupanya disambut baik oleh Syaikh Al Issa. Ia meyakini bahwa semua agenda Nahdlatul Ulama dimaksudkan sebagai ikhtiar untuk membangun dan menebarkan kemaslahatan.
Baca Juga
Memahami Pesan Gus Yahya di Israel
"Saya sudah berkeliling ke seluruh dunia dan bertemu banyak orang. Tidak pernah saya mendengar pembicaraan tentang NU dan Anda pribadi—menunjuk Ketua Umum PBNU, kecuali hal-hal baik dan pujian saja," ungkap Syeikh Al Issa.
Selanjutnya, kedua pihak bersepakat untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam langkah-langkah strategis menghadapi dinamika internasional yang rumit dewasa ini.
"Apa pun bentuk dukungan yang Anda butuhkan dalam upaya-upaya internasional Anda, jangan segan-segan menghubungi kami, karena Rabithah ‘Alam Islami ini adalah milik Nahdlatul Ulama juga," imbuhnya meyakinkan.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Kendi Setiawan