Sekretaris PCINU Tunisia Raih Summa Cumlaude di Universitas Zaitunah
Senin, 1 Juli 2024 | 18:56 WIB
Sekretaris PCINU Tunisia Muhammad Yusril Muna (kedua dari kiri) seusai mempertahankan tesisnya (Foto: PCINU Tunisia)
Jakarta, NU Online
Sekretaris Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia Muhammad Yusril Muna, berhasil mempertahankan tesisnya di Madraj Ibn Khaldun, Fakultas Ushuluddin, Universitas Zaitunah, Tunisia.
Putra asli Kudus, Jawa Tengah, ini meraih gelar magister dengan predikat summa cumlaude melalui tesis berjudul "Al-Tasamuh wa Maqasiduhu fi Fikri as-Syaikh Muhammad Thahir Ibn 'Asyur: Surah al-Hujurat an-Namudaja" yang membahas konsep toleransi beragama dalam perspektif pemikiran Syaikh Thahir Ibn Ashur dengan studi pada surat Al-Hujurat.
"Alhamdulillah, akhirnya saya mampu mempertahankan tesis yang saya tulis di hadapan para penguji. Dan mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu summa cumlaude atau hassan jiddan. Saya sangat senang sekali. Setelah menyelesaikan jenjang Magister. Insyaallah, saya akan langsung melanjutkan studi jenjang doktoral di Universitas Az-Zaitunah," ungkap Yusril kepada NU Online, Senin (1/7/2024).
Dalam penelitiannya, Yusril menemukan bahwa menurut Ibn Ashur, ayat-ayat dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat memiliki tiga maqashid utama yakni ajakan untuk berakhlak mulia, aqidah yang murni, dan seruan untuk perbaikan individu dan masyarakat atau ishlah al-fard wa al-mujtama'.
"Studi pustaka terhadap magnum opusnya Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir dan juga referensi pendukung karya Ibn Ashur yang lain seperti Ushulu al-Nidzam al-Ijtima'i dan Maqashid al-Syari'ah," tuturnya.
Tesis ini juga menyoroti dua aspek utama dari konsep toleransi menurut Ibn Ashur. Pertama, persaudaraan (al-ukhuwwah) bahwa Islam mengajarkan bahwa semua orang beriman adalah saudara, yang mendorong umat Islam untuk hidup rukun dan menjaga keharmonisan.
Kedua, saling kenal mengenal (al-ta'aruf) bahwa memahami dan menghargai perbedaan antarindividu dan kelompok serta membangun hubungan yang baik tanpa melihat latar belakang.
Yusril menyebutkan beberapa alasan mengapa ia memilih untuk meneliti topik toleransi beragama yakni lantaran pentingnya memahami nilai toleransi. Menurutnya, nilai-nilai toleransi saat ini kerap diabaikan sehingga diperlukan strategi baru untuk menerapkannya dalam tindakan nyata sehari-hari.
"Kita tidak boleh mengabaikan konsep ini dan harus diperlukan strategi baru yang diikuti oleh seluruh pemeluk agama, agar toleransi tidak hanya sebatas dalam tataran teori dan ucapan saja, akan tetapi juga diterapkan dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari," jelasnya.
Ia juga menyoroti toleransi sebagai potensi penyelesaian konflik. Ia menyebut, pemahaman yang benar tentang toleransi beragama dapat menyelesaikan berbagai konflik dan membangun tatanan dunia yang lebih baik.
Adapun pemilihan terkait pemikiran Ibn Ashur, ia menyebut bahwa tokoh itu terkemuka di Tunisia dan pemikirannya yang terbuka dan progresif sering dijadikan rujukan utama.
"Ibnu Ashur merupakan tokoh yang sangat terkemuka di Tunisia. Pemikirannya juga sering dijadikan rujukan utama para tokoh dan peneliti karena pemikirannya yang terbuka dan progresif," tegasnya.
Yusril menyelesaikan tesis ini dalam waktu enam bulan. Ia sempat menghadapi tantangan dalam penguasaan bahasa Arab yang baik, namun berhasil menyelesaikan tesisnya. Sidang tesis ini diuji oleh Dr Muhamad Khoujah dan dipimpin oleh Dr Moniyah al-Ilmi. Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, KH Zuhairi Misrawi, turut hadir bersama staf kedutaan dan para mahasiswa lainnya untuk menyaksikan proses berlangsungnya sidang.
Ia berharap penelitiannya dapat memberikan kontribusi dalam memperlihatkan pentingnya toleransi agama sebagai sarana untuk mencapai perdamaian dan kerja sama internasional.
Dengan mengkaji pemikiran Ibn Ashur, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang penerapan praktis konsep toleransi dalam kehidupan sehari-hari, serta menyoroti pentingnya toleransi sebagai landasan untuk dialog, hidup berdampingan, dan pembangunan dalam masyarakat.
"Penelitian ini juga bertujuan untuk menyoroti pentingnya toleransi sebagai landasan untuk dialog (al-hiwar), hidup berdampingan (al-ta'ayush al-silmi), dan pembangunan (al-ta'awun al-musytarak) di dalam masyarakat yang beragam," ungkapnya.
"Melalui penelitian ini, saya harap mampu untuk berkontribusi dalam memperlihatkan pentingnya toleransi agama sebagai sarana untuk mencapai perdamaian dan kerja sama internasional," pungkasnya