Setelah Demo Gulingkan Presiden Al-Sisi, Mesir Tangkap Seribuan Orang
Kamis, 26 September 2019 | 14:30 WIB
Massa anti-pemerintah Mesir melakukan aksi demo di Kairo pada Jumat (20/9). (Foto: Reuters/Abdallah Dalsh)
Sebuah kelompok hak asasi manusia, Pusat Kebebasan dan Hak-hak Mesir (ECRF), melaporkan, 1.003 orang telah ditangkap sejak aksi anti-Presiden Mesir al-Sisi bergejolak di beberapa kota di Mesir pada Jumat (20/9) lalu.
Ada dua dosen terkemuka Mesir yang juga ditangkap, yaitu adalah Hazem Hosny (seorang profesor ilmu politik Universitas Kairo) dan Hassan Nafaa (dosen ilmu politik di Universitas Kairo).
Mantan pemimpin partai liberal Al-Dostour, Khaled Dawoud, juga ikut ditangkap. Dia dituduh menyebarkan berita bohong dan bergabung dengan kelompok teror. Dia ditetapkan ditahan selama 15 hari.
Sejak pekan lalu, para demonstran antipemerintah menggelar aksi di beberapa kota di Mesir. Mereka menyerukan lengsernya Presiden al-Sisi karena tidak puas dengan kondisi Mesir saat ini, dimana harga-harga melambung tinggi dan langkah-langkah penghematan yang dilakukan pemerintah—menyusul paket pinjaman sebesar US$ 12 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF)- sejak 2016 lalu.
Aksi-aksi demo pekan lalu itu juga dilaporkan menyusul seruan seorang pekerja konstruksi Mesir yang kini menjadi eksil di Spanyol, Mohamed Ali, untuk menggulingkan al-Sisi. Dia mengunggah video di media sosial menuduh al-Sisi dan militer melakukan korupsi yang merajalela.
Namun demikian, bagi sebagian pengunjuk rasa menganggap kalau seruan Ali tersebut tidak terlalu menginspirasi. Karena motif mereka berdemo adalah untuk melampiaskan rasa frutasi mereka terhadap pemerintahan.
Al-Sisi membantah tuduhan tersebut. Dia meyakinkan warga Mesir bahwa dirinya setia dan jujur kepada rakyat.
Pewarta: Muchlishon