Studi S2 di Universitas Marmara, Nazihah Sebut Kultur Belajar di Turki Kuat
Selasa, 31 Januari 2023 | 17:30 WIB
Nazihah, Mahasiswa S2 Universitas Marmara Istanbul yang juga Ketua PCINU Turki. (Foto: Dok Pribadi).
Jakarta, NU Online
Melanjutkan studi di negeri orang bukanlah keputusan mudah. Selain harus meninggalkan keluarga terkasih di Tanah Air, seseorang perlu melakukan adaptasi ekstra dengan beragam kondisi di negara tersebut.
Hal ini dirasakan oleh Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki, Nazihah yang tengah menuntaskan gelar master Pendidikan Agama di Universitas Marmara Istanbul, Turki.
Nazihah mengaku sempat “kaget” dengan kultur belajar pelajar Turki, utamanya di Universitas Marmara. Girah belajar yang cukup tinggi mulanya membuat ia keteteran.
“Kompetitifnya itu lebih di depan daripada kolaborasinya. Kita sama teman bener-bener terasa bersaingnya. Sementara di Indonesia kita masih ada kolaborasi dengan teman sekelas,” ungkap Nazihah dalam keterangannya, diterima NU Online, Selasa (31/1/2023).
“Hobi belajar” pelajar Turki pun difasilitasi negara, salah satunya dengan perpustakaan yang tersedia 24 jam non-stop.
“Banyak perpustakaan yang buka 24 jam, resourcenya bisa diakses 24 jam,” ungkap penerima Beasiswa Turkiye Burslari (YTB) 2021-2022 itu.
Sengitnya persaingan antarsiswa kelas pun mau tak mau membuat Nazihah menjadikan buku sebagai makanan pokok keduanya.
“Dan baca buku, it’s a must. Di sini kalau nggak baca itu nggak bisa sama sekali,” tutur perempuan yang menamatkan studi sarjana di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Kendati demikian, Nazihah bersyukur tinggal di lingkungan dengan kultur belajar yang kuat. Dirinya mengaku termotivasi untuk selalu memompa semangat belajarnya.
“Walaupun begitu, jadinya meningkatkan semangat untuk belajar. Tapi penyesuaiannya itu, belajarnya harus mati-matian. Kita harus pandai beradaptasi,” jelasnya.
Selain beradaptasi dengan budaya belajar, Nazihah juga masih harus berjuang dengan penyesuaian makanan, bahasa, dan musim Turki.
“Tapi ya, semakin hari semakin bisa beradaptasi yang penting kitanya mau dan juga mau belajar beradaptasi. Karena mau nggak mau kita tinggal di negara dengan bahasa yang berbeda dengan kita,” jabarnya.
“Hidup dalam waktu panjang untuk belajar itu memang kita perlu effort yang sangat besar dan harus siap lahir batin,” tutupnya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi