Internasional

Suasana Tradisi Megengan Jelang Ramadhan Pekerja Indonesia di Hong Kong

Selasa, 12 Maret 2024 | 23:45 WIB

Suasana Tradisi Megengan Jelang Ramadhan Pekerja Indonesia di Hong Kong

Muslim Indonesia di Hong Kong berkumpul jelang Ramadhan dalam tradisi megengan, Ahad (10/3/2024). (Foto: dok PCINU Hong Kong)

Jakarta, NU Online
Indonesia memiliki ragam budaya dan tradisi yang sangat kaya, termasuk dalam menyambut datangnya Ramadhan. Salah satunya adalah tradisi megengan yang biasanya dilakukan masyarakat Jawa. Tradisi ini sangat ditunggu sebagai wujud syukur dan rasa gembira.


Tidak ketinggalan juga para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berada di Hong Kong. Para PMI yang mayoritas berasal dari Jawa, mengadakan megengan pada Ahad (10/3/2024). Pelaksanaan megengan diadakan dua hari menjelang Ramadhan 1445 H karena mereka memanfaatkan waktu libur kerja.


Tradisi megengan PMI Hong Kong diadakan di Taman Burung, tak jauh dari Masjid Kolun, masjid terbesar di Hong Kong. Kegiatan ini selengagarakan oleh PCINU Hong Kong. Selain para PMI, hadir juga jamaah dari MWCNU dan Ranting NU yang berada di Hong Kong.

 

Kegiatan yang dilakukan dalam acara ini meliputi pembacaan shalawat, tahlilan, Yasinan dan makan-makan bersama-sama. Kemudian diakhiri tausyiah dengan narasumber dari Indonesia oleh KH Dr Lukman Hakim, Rektor IAI Ibrahimy Banyuwangi. Hadir juga KH Moh Romli (Wakil Direktur Wodl Moslem Studies Center (WOMESTER), Dekan Fakultas Syariah IAIN Laa Roiba Bogor, yang sekaligus Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat dan Wakil PCNU Kota Bogor.


KH Moh Romli menyampaikan bahwa tradisi megengan yang dilakukan oleh PMI di Hong Kong, merupakan wujud kegembiraan atas datangnya bulan suci Ramdhan. Mereka rindu dengan kegiatan yang ada di darehanya di Indonesia dan ternyata bisa melakukan dengan khidmat dan menikmati makanan yang ada di Indonesia.​​


"Kegiatan ini tidak dilarang, karena tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Nabi juga memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya atas datang bulan Ramadhan, yaitu bulan yang penuh berkah, bulan Allah Swt mewajibkan berpuasa, pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka dikunci, serta syaithan dibelenggu," ungkapnya.


Dalam bulan Ramadhan juga ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. "Kalau kita luput dari melaksanakan kebaikan-kebaikan itu maka tidak akan mendapatkan kebaikan apa-apa. Oleh karena itu, sudah sepantasnya sebagai orang Islam bergembira, karena pahala yang besar yang diberikan Allah swt. Dan hal itu dapat dilaksanakan oleh Teman-teman pekerja migran di Hong Kong," pesannya.


Kiai Romli selanjutnya menuturkan bulan Ramadhan ini menjadi ajang bagaimana memperdalam ilmu agama, terutama ilmu-ilmu yang terkait persoalan-persoalan keagamaan yang dialami oleh para pekerja migran di luar negeri.


Pihaknya menyebut persoalan tersebut tidak sama dengan situasi dan kondisi yang ada di Indonesia dalam menjalankan ajaran agama. 


Sementara itu, KH Lukman Hakim sebagai delegasi Womester untuk melaksanakan dakwah di Hong Kong menyampaikan dalam tausiyahnya bahwa keberadaan PMI di Hong Kong adalah suatu nikmat dan anugerah yang harus disyukuri.

 

"Jangan minder sebagai pekerja migran.karena keberadaannya untuk niat yang sangat mulia mau mencari rizki. Dan hal itu tidak dilarang, bahkan merupakan ibadah, mengingat Allah Swt mempersilakan kepada makhluk-Nya untuk mencari rizki di mana pun. Karena sesungguhnya bumi itu luas dan bisa dijelajahi," kata Kiai Lukman Hakim.


Dia berpesan yang terpenting para PMI menguatkan niat beribadah dan bisa menjalankan ajaran agamanya sesuai dengan ajaran Islam. "Tentunya tidak sama antara sebagian pelaksanaan ajaran Islam di Indonesia dan di luar negeri, seperti di Hong Kong ini," ujarnya.