Beirut, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdhatul Ulama (PCINU) Lebanon kedatangan Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani yang sedang dalam safari dakwahnya di Lebanon.
Ulama terkemuka asal Turki yang memiliki peran luar biasa dalam mengumpulkan jejak peninggalan kakeknya, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang terkenal sebagai Sulthonul Aulia.
Ba'da shalat Jumat (10/1), bertempat di Masjid Abdun Naser nahdiyyin di Lebanon menggelar muhadharah dengan mengangkat tema Manhaj Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam tafsir dan tasawufnya.
"Tema ini didasari akan rasa ingin lebih tahu mengenai Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang terkenal dalam bidang tasawwufnya, namun banyak yang belum mengetahui bahwa Syekh Abdul Qadir juga ahli di bidang tafsir," ujar Ketua PCINU Lebanon H Hamid Hadi.
Dalam muhadharahnya, Syekh Fadhil Al-Jaelani memulai dengan sirah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, di antaranya menjelaskan bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tidak pernah tidur kecuali dalam keadaan suci (Wudhu).
"Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga seringkali mengkhatamkan Al-Qur'an dalam shalat malamnya hingga menjelang subuh," jelasnya.
Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani memaparkan berbagai karangan-karangan dari sang kakek. Dalam bidang tasawwuf ada kitab al-Fathur al-Robbani dan dalam bidang tafsir terdapat kitab tafsir al-Jailani yang terdiri dari 6 jilid.
Sekh Muhammad juga menjelaskan proses pengumpulan manuskrip peninggalan kakeknya itu membutuhkan waktu yang cukup lama serta perjalanan ke banyak negara untuk bisa mendapatkan jejak-jejak peninggalan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani.
"Meski memerlukan waktu yang cukup lama, akhirnya manuskrip peninggalan kakek bisa dikumpulkan," tegasnya.
Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani Al-Jailani juga menjelaskan tentang kebanggaannya terhadap Indonesia serta menceritakan berbagai pengalamannya saat mengunjungi Indonesia. "Indonesia menjadi salah satu negara yang sering saya kunjungi," ungkapnya.
Kepada para nahdiyyin yang hadir, Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani memberikan pesan agar selalu istiqamah dalam jalan ilmu.
Agenda tersebut diakhiri dengan pemberian ijazah ammah untuk semua kitab-kitab Syekh Abdul Qadir Al-Jailani serta semua dzikir-dzikir dan shalawat munajat oleh Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani serta pembagian kitab yang berisi dzikir-dzikir Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan ditutup dengan do’a.
Dalam rilis yang diterima NU Online Ahad (12/1), Ketua PCINU Lebanon mengatakan, kegiatan muhadharah merupakan kegiatan kajian keilmuan dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten sesuai bidang ilmunya untuk warga NU yang berada di Lebanon.
"Ini adalah sebagai upaya menambah ilmu pengetahuan dengan menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya khususnya untuk pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di sini," pungkasnya.
Kontributor: Qomarul Adib
Editor: Abdul Muiz