Tanggapi Tragedi Kanjuruhan, Pele: Olahraga Harus Jadi Tindakan Cinta
Rabu, 5 Oktober 2022 | 12:30 WIB
Foto rangkaian lilin membentuk hati yang diunggah Legenda Sepak Bola Dunia asal Brazil Pele. (Foto: Instagram Pele)
Jakarta, NU Online
Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur menarik mata dunia menyorot ke Indonesia. Warga dunia turut merasakan duka cita yang mendalam dengan adanya tragedi tersebut. Klub-klub sepak bola mengekspresikan kedukaan itu dengan mengheningkan cipta sejenak sesaat sebelum bertanding.
Duka mendalam juga disampaikan Legenda Sepak Bola Dunia asal Brazil Pele. Melalui akun Instagramnya, pria bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento itu mengungkapkan dukanya dengan mengunggah foto rangkaian lilin membentuk hati.
Ia pun menjelaskan peristiwa tragis usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya itu yang merenggut tak kurang dari 125 nyawa. “Akhir pekan ini, kami menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. Setidaknya, ada 32 anak, di antara 125 korban tewas,” tulisnya pada
Dalam keterangannya pada foto tersebut, Pele juga mengharap kedamaian dan cinta dari masyarakat Indonesia mengingat kekerasan bukanlah hal yang sesuai dengan olahraga.
“Saya berharap banyak kedamaian dan cinta kepada seluruh rakyat Indonesia. Kekerasan tidak sesuai dengan olahraga,” kata pemain yang pernah meraih 3 kali piala dunia itu.
Justru, kata Pele, menegaskan, olahraga adalah tindakan cinta itu sendiri sehingga tidak bisa dibenarkan jika rasa sakit kalah menghilangkan cinta.
“Tidak ada rasa sakit kekalahan yang dapat membenarkan kita kehilangan cinta kita kepada sesama kita. Olahraga harus selalu menjadi tindakan cinta,” kata pria yang pada 23 Oktober 2022 nanti genap berusia 82 tahun itu.
Unggahan di Instagramnya itu telah mendapat 234.674 suka dan 1.145 komentar. Di antara ribuan komentar itu, banyak warganet Indonesia yang mengucapkan terima kasih atas penghormatan dan bela sungkawa yang disampaikan legenda sepak bola ini.
Sebagaimana diketahui, tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) malam itu begitu tragis. Ratusan nyawa melayang karena kesulitan napas dan berdesakan keluar stadion akibat gas air mata, sedangkan ada pintu stadion tertutup pula.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin