Terus Bertambah, Korban Meninggal Gempa Turki dan Suriah Lampaui 21.000 Jiwa
Jumat, 10 Februari 2023 | 10:00 WIB
Upaya penyelamatan terus berlanjut di Turki meskipun kemungkinan menemukan orang hidup setelah sekian hari semakin menyempit. (Foto: Zein Al Rifai/AFP)
Jakarta, NU Online
Korban meninggal akibat gempa yang terjadi di Kahramanmaras Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) dikonfirmasi melonjak lebih dari 21.000 jiwa.
Dilaporkan laman kantor berita Agency France Presse (AFP) Jumat (10/2/2023), Badan Penanggulangan Bencana dan Kondisi Darurat (AFAD) mencatat jumlah korban meninggal di Turki 17.674 orang. Sementara korban di Suriah berjumlah 3.377 orang. Korban meninggal di kedua negara kini telah mencapai 21.051 orang.
Gempa berkekuatan M 7,7 dan M 7,6 yang berpusat di provinsi Kahramanmaras itu juga dirasakan oleh 13 juta orang di 9 provinsi lainnya, yaitu Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Gaziantep, Hatay, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa.
Beberapa negara di kawasan itu, seperti Suriah dan Lebanon, turut merasakan getaran kuat yang terjadi dalam waktu kurang dari 10 jam. Lebih dari 120.344 personel SAR saat ini bekerja di lapangan.
Tim penyelamat di Turki dan Suriah masih terus melanjutkan kerja keras mencari dan mengevakuasi korban selamat yang terjebak di puing-puing bangunan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bencana baru bisa dihadapi para penyintas gempa Turki dan Suriah.
“Ini adalah bencana kedua yang akan terjadi kecuali kita bertindak sangat, sangat cepat, yang berarti tempat berlindung, makanan, air, dan obat-obatan karena cuaca sangat dingin,” kata Direktur Regional WHO untuk Èropa, Hans Kluge.
Dia mengatakan, sebagian besar masyarakat di Suriah yang sebelumnya sudah dilanda perang saudara sangat bergantung pada tempat penampungan air. Fasilitas ini merupakan yang pertama jatuh akibat gempa.
Kluge mengatakan, penampungan air perlu segera diganti, karena negara itu menghadapi wabah kolera yang menjadi masalah bahkan sebelum gempa.
Sebelumnya, WHO mengatakan organisasi kemanusiaan di wilayah tersebut kini menghadapi tantangan untuk memastikan mereka yang selamat dari gempa bumi dapat terus bertahan di tengah kondisi yang mengerikan.
Manajer tanggap insiden WHO mengatakan ribuan orang masih tinggal di tempat terbuka dalam kondisi yang memburuk.
Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan kepada jajaran pengurus wilayah, pengurus cabang, dan pengurus cabang istimewa NU untuk melaksanakan shalat ghaib dan tahlil bagi korban gempa di Turki dan Suriah. Seruan ini diimbau dilaksanakan usai shalat Jumat (10/2/2023).
"PBNU mengimbau kepada PWNU, PCNU se-Indonesia, dan PCI NU agar menyelenggarakan shalat ghaib dan tahlil setelah pelaksanaan shalat Jumat bersama seluruh warga NU di wilayah masing-masing yang ditujukan untuk korban meninggal dunia dalam bencana gempa bumi di Turki dan Suriah," kata Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf di Jakarta, Kamis (9/2/2023).
PBNU menyampaikan belasungkawa mendalam atas timbulnya ribuan korban jiwa dalam gempa bumi di Turki dan Suriah tersebut. "Semoga Allah SWT mengampuni segala salah dan khilaf mereka, serta menerima semua amal kebaikan mereka selama hidup," kata Gus Ipul.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Fathoni Ahmad