Tips Wapres Kuatkan Ajaran Islam Moderat untuk Mahasiswa Indonesia di Mesir
Ahad, 6 November 2022 | 12:30 WIB
Wapres RI) KH Maruf Amin saat berbicara dengan mahasiswa di Mesir di sela kunjungan kerja Wapres di Timur Tengah, Sabtu (5/11/2022). (Foto: BPMI Setwapres)
Jakarta, NU Online
Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma'ruf Amin memberikan tips atau cara menguatkan dan menjalankan ajaran Islam wasathiyah (moderat) untuk mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Mesir.
Tips itu disampaikan Kiai Ma'ruf sebagai jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa Indonesia di Mesir bernama Teja Wirahadikusuma asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dialog tersebut terjadi saat Wapres melakukan silaturahmi dan dialog bersama para mahasiswa Indonesia di Mesir yang digelar di Wisma Duta KBRI Kairo, Sabtu (5/11/2022) malam.
Kepada Wapres, Teja bertanya mengenai peran dan kontribusi mahasiswa, termasuk soal cara menguatkan dakwah Islam moderat yang selaras dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejurus kemudian, Wapres menjawab. Ia lantas meminta agar para mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir harus sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Ia juga meminta mahasiswa untuk menulis sebagai salah satu cara mengembangkan Islam moderat.
“Untuk mengembangkan Islam wasathiyah, saya minta coba membuat semacam tulisan menurut mahasiswa dengan referensi yang banyak tentang Islam wasathiyah dan juga tentang Indonesia yang menerapkan Islam wasathiyah,” tutur Kiai Ma'ruf sebagaimana dikutip NU Online melalui keterangan tertulis yang diterima dari Sekretariat Wapres RI.
Jalankan Ajaran Islam Moderat
Selanjutnya, giliran seorang mahasiswi bernama Huna Ayu Rosyidah yang mengajukan pertanyaan kepada Wapres. Ia meminta Kiai Ma'ruf untuk menjelaskan tentang cara menjalankan ajaran Islam moderat seraya menjaga keseimbangan antara perkara dunia dan akhirat.
Menurut Wapres, kunci menjalankan ajaran Islam moderat adalah dengan memiliki rasa kepedulian serta tidak berlebihan dalam beragama. Tidak pula abai pada tata nilai ajaran agama.
“Dalam beragama itu tidak boleh abai (tafrid), tidak punya kepedulian terhadap masalah agama, masalah dakwah, tidak peduli. Itu tafrid. Tapi tidak juga ifrad, berlebihan sampai memaksa orang, memaki orang, dakwahnya itu sampai berlebihan,” terangnya.
Dakwah yang ramah tanpa memaksa dan memaki itu telah terbukti dalam catatan sejarah Islam di Indonesia yang dilakukan secara damai tanpa kekerasan. Hal ini menjadi bukti bahwa agama yang toleran dapat mudah diterima oleh berbagai kalangan.
“Itu harus kita jaga terus sampai sekarang bahwa tidak ada kekerasan di dalam kita membangun agama itu dari dulu sampai sekarang, sampai kapan pun. Inilah Islam wasathiyah yang kita bangun itu,” tegasnya.
Begitu pula soal urusan dunia. Wapres mencontohkan, salah satu contoh menjalankan ajaran Islam moderat itu adalah melakukan tolong-menolong kebaikan tanpa memandang latar belakang seseorang, terutama soal agama.
“Kita yang muslim memberi bantuan kepada orang non muslim, itu kita tetap akan dapat pahala,” tutur Wapres Kiai Ma'ruf.
Selain melakukan dialog, Wapres juga menyaksikan penyerahan beasiswa Cendekia Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kepada perwakilan mahasiswa Indonesia yang sedang melaksanakan studi di Mesir.
Hari ini, dalam kunjungan kerjanya di Mesir, Wapres dijadwalkan akan berkunjung ke Museum Nasional Peradaban Mesir. Setelah itu, Wapres langsung bertolak ke Sharm el-Sheikh untuk menghadiri rangkaian KTT Perubahan Iklim COP 27.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori