MWCNU Selaawi Garut Bangun Gedung 3 Lantai dari Infaq Pengurus dan Jamaah
Jumat, 13 Oktober 2023 | 15:30 WIB
Kamis, 12 Oktober 2023, ratusan warga Nahdliyin memadati halaman Gedung Peradaban yang berlokasi di Kampung Kebon Jeruk, Desa Putrajawa, Selaawi, Garut, Jawa Barat. Mereka ingin melihat prosesi peresmian gedung yang dibangun dari hasil iuran tersebut. (Foto: NU Online Jabar/Nasihin)
Garut, NU Online
Kamis, 12 Oktober 2023, ratusan warga Nahdliyin memadati halaman Gedung Peradaban yang berlokasi di Kampung Kebon Jeruk, Desa Putrajawa, Selaawi, Garut, Jawa Barat. Mereka ingin melihat prosesi peresmian gedung yang dibangun dari hasil iuran tersebut.
Peresmian Gedung Peradaban itu ditandai dengan penandatanganan prasasti dan diresmikan secara langsung oleh Rais Syuriyah PCNU Garut yakni KHR. Amin Muhyiddin Maolani, serta disaksikan oleh ratusan jamaah yang hadir.
Ketua MWCNU Selaawi, kiai Asep Mudzakir mengatakan, biaya pembangunan gedung dari awal hingga tahap finishing 95 persen bersumber dari dana hasil swadaya pengurus NU dan warga Nahdliyin Selaawi.
“Selain koin NU, penggalangan dana juga dilakukan pada saat pengajian bulanan MWC yang dilaksanakan setiap Kamis kesatu dan kedua setiap bulannya. Melalui perelek (infaq) Nahdliyin dan emak-emak Muslimat-lah dengan beragam nominal mulai dar Rp2 ribu hingga Rp20 ribu rupiah,” terangnya.
Kiai Asep menambahkan, urunan tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2018 lalu, sehingga terealisasi wujud bangunan yang hampir mencapai angka Rp1 Miliar. Walaupun dalam pelaksanaannya sempat vakum dua tahun karena wabah covid-19.
“Dengan demikian bahwa adanya Gedung Peradaban ini menjadi semangat baru bagi aktivis NU Selaawi dalam mensyiarkan nilai-nilai ke-NU-an dan menjadi sentral kegiatan pemberdayaan umat, serta menjadi lokomotor gerakan dalam berbagai sektor, seperti sektor agama, ekonomi, dan sosial budaya sebagai mana cita-cita muassis NU,” ujarnya.
Sementara itu, KHR Amin Muhyiddin Maolani mengatakan dalam tausiahnya mengutip sebuah hadits bahwa "Barang siapa yang menjadi pionir dalam kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala, dan pahala orang yang mengikutinya, sebaliknya barang siapa yang menjadi pionir dalam keburukan maka ia akan mendapatkan dosa, dan dosa orang yang mengikutinya sampai hari kiamat".
Selanjutnya, Ia menegaskan bahwa karakteristik suatu entitas yang terorganisir harus memasukkan keberadaan sebuah sekretariat yang kemudian dapat difungsikan sebagai wilayah aktivitas untuk tujuan himayatuddin (pengamanan agama) dan himayatul wathoniyah (nenjaga nilai-nilai kebangsaan).
Sebagai informasi, Gedung Peradaban ini berdiri di atas tanah seluas 448 m2 yang sudah bersertifikasi wakaf BPN atas nama MWCNU Selaawi dengan luas bangunan 21 x 12 m2. Mulanya pembangunan gedung dimulai dengan pembelian tanah seharga 120 Juta yang dilelang kepada pengurus. Adapun biaya lainnya didapat hasil urunan warga Nahdliyin.
Di lantai 1 gedung tersebut difungsikan sebagai ruang Rais Syuriyah, Ketua Tanfidziah, Kesekretariatan, dan Meeting Room. Sedangkan lantai 2 digunakan untuk Aula atau Auditorium, dan lantai 3 digunakan untuk sekretariat Banom dan Lembaga.
Adapun terkait dengan penamaan Gedung Peradaban itu sendiri terinspirasi dari visi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yakni Merawat Jagat dan Membangun Peradaban.