Rais PWNU DKI Jakarta Imbau Masyarakat Berkurban dengan Hewan Terbaik
Rabu, 14 Juni 2023 | 14:00 WIB
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Muhyidin Ishaq mengimbau kepada umat Islam untuk melaksanakan ibadah kurban dengan memilih hewan-hewan yang terbaik, bukan hewan yang kurus. Hal ini disampaikannya lantaran Muslim sebentar lagi akan memasuki Hari Raya Idul Adha 2023.
"Bahwa Idul Qurban atau berkurban adalah satu ajang bukti keimanan kita kepada Allah, maka dari itu saya mewasiatkan jangan berkurban menggunakan binatang yang tanggung-tanggung atau yang kurus-kurus, harus bagus-bagus," katanya beberapa waktu berselang saat pengajian rutinan di Masjid Al-Awwabin, Pesantren Miftahul Ulum, Gandaria Selatan Jakarta Selatan.
Seperti pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim, Kiai Muhyidin menjelaskan, makna dari pemilihan hewan yang terbaik itu dimaksudkan dapat menjadi salah satu bukti dari keimanan kepada Allah dengan menggunakan harta yang terbaik.
"Kenapa seperti itu, karena menjadi ajang pembuktian kita kepada Allah dan tafaulan (mengikuti ajaran) kepada nabi Ibrahim yang betul-betul membuktikan keimanannya kepada Allah dengan rela mengorbankan anak yang sudah lama dinanti, yang sedang lucu-lucunya, yang dipercaya akan meneruskan perjuangan tauhid. Tapi ketika ada perintah Allah datang untuk mengorbankan anak yang dicintainya tersebut," terangnya.
Lebih dalam, Pengasuh Pesantren Miftahul Ulum itu menjelaskan kisah Nabi Ibrahim di atas sebagai ujian, sehingga disaat memilih harus berdasarkan perintah Allah.
"Karena sejatinya semua hanya milik Allah. Maka, Nabi Ibrahim tanpa ragu berani mengorbankan anaknya walau pada awalnya gundah-gulana karena anak itu sudah lama dinanti oleh Nabi Ibrahim dan sang istri. Jadi itu sudah menjadi acuan kita, berkurban itu harus dengan binatang terbaik, harta terbaik. Jadi jangan tanggung-tanggung atau binatang yang kurus-kurus karena lagi-lagi itu adalah satu ajang pembuktian iman kita kepada Allah," jelasnya.
Kemudian Kiai Muhyidin membahas isi surat Al-Kautsar, dalam arti ayat 'Maka dirikanlah shalat dan berkurbanlah,' Kiai Muhyiddin mengingatkan agar melakukan ibadah yang diperintahkan Allah SWT tidak boleh berdasarkan paksaan saja, akan tetapi berupa kesadaran yang dibangun dari diri sendiri.
"Levelnya jangan berhenti untuk sekadar menunaikan kewajiban. Seperti layaknya anak TK, ketika dipaksa sekolah sama orang tuanya, ketika tidak mau orang tuanya mengiming-imingi hadiah entah permen atau es krim dan sebagainya agar anaknya tersebut mau sekolah. Janganlah kita shalat seakan-akan hanya mengharap dari Allah karena akan diganjar surga," pungkasnya.
Pewarta: Haekal Attar
Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami, Syamsul Arifin