Gus Mus saat menghadiri peresmian Masjid Joglo di Pesantren Mahasiswa Al-Muayyad Windan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (17/3). (Dok. Ridho)
Sukoharjo, NU Online Jateng
Di dalam ajaran Islam, menjaga niat selalu ditekankan sejak awal. Sebab, setiap amal ibadah harus diawali dengan niat yang benar. Niat semata-semata untuk mencari ridha dari Allah SWT, bukan untuk pamrih yang lain.
"Kita jaga niatan kita masing-masing, dalam beribadah itu benar-benar murni beribadah. Karena sekarang ini banyak juga kepentingan-kepentingan politik menggunakan idiom ibadah," terang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri.
Hal tersebut disampaikan kiai yang akrab disapa Gus Mus itu saat hadir dalam peresmian Masjid Joglo di Pesantren Mahasiswa Al-Muayyad Windan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (17/3). Ditegaskan Gus Mus, jika niat itu terjaga maka semua peribadatan akan sepenuhnya kembali pada pengabdian kepada Allah SWT.
Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang itu juga menyinggung terkait banyaknya masjid yang letaknya berdekatan, yang digunakan untuk shalat Jumat. "Dulu shalat Jumat hanya digelar di Masjid Jami, yang biasanya terletak di dekat Alun-alun. Namun, seiring waktu banyak orang mendirikan masjid sendiri dan menggelar shalat Jumat di masjid-masjid baru tersebut," ungkapnya.
Terkait kasus banyaknya masjid yang lokasinya berdekatan dan digunakan untuk shalat Jumat tersebut, kata Gus Mus, sebetulnya sebuah salah kaprah, serta dapat menghilangkan esensi dari penyelenggaraan shalat Jumat di Masjid Jami.
"Orang sekarang itu kan maunya serba instan. Termasuk bikin masjid sendiri yang dekat-dekat. Satu desa masjidnya bisa dua," kata dia.
Bahkan, tidak cukup dengan menyelenggarakan shalat Jumat di masjid kampung, di kantor pun kemudian banyak yang mengadakan shalat Jumat sendiri. "Secara fiqih memang memenuhi syarat lebih dari 40 orang. Tapi itu kan kurang mengikuti anjuran yang diajarkan Kanjeng Nabi soal esensi berkumpul. Lagian itu nanti begitu datang bukan lagi salat tahiyatul masjid jadinya, tapi tahiyatul kantor," kelakar Gus Mus.
Pesan ini yang kemudian juga disampaikan dalam rangka peresmian masjid di kompleks pesantren yang diasuh oleh Ketua Pengurus Pusat (PP) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) KH M Dian Nafi itu. "Memang sebaiknya tidak semua masjid itu dipakai untuk Jumatan," kata Gus Mus.
Gus Mus lalu mencontohkan, di masa Nabi, sudah ada banyak masjid didirikan di Kota Madinah. Tujuannya untuk memberi tempat bagi warga sekitar hunian itu, jika akan melaksanakan shalat wajib berjamaah. Namun ketika shalat Jumat, semua berkumpul di Masjid Nabawi.
Penulis: Ajie Najmuddin
Editor: M Ngisom Al-Barony