Kisah Sukses Alumni Pesantren Tremas Pacitan Usaha Sayur Hidroponik, dari Repost Gubernur Jateng hingga Tembus Pasar Modern
Senin, 22 Agustus 2022 | 10:30 WIB
Pacitan, NU Online Jatim
Kisah inspiratif datang dari M Firmansyah, alumni Perguruan Islam Pondok Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan yang terus berwirausaha mengembangkan tanaman sayur dengan sistem hidroponik.
Firman mengakui, berkat perkembangan dan kesuksesan usahanya dapat menggandeng pemuda untuk jadi petani. Bahkan, kini ia sudah bisa menyisihkan pendapatannya untuk menyantuni anak yatim. Dirinya pun memanfaatkan tempatnya menjadi kedai kopi, yang sekaligus menjadi tempat berbagi informasi tentang pertanian dengan para petani muda di sekitarnya.
“Kita saling sharing dan kontribusi tentang stok dan bisa berkolaborasi mempertahankan usaha. Kita tukar ide dan inovasi agar usaha berkembang dengan baik,” katanya kepada NU Online Jatim, Ahad (21/08/2022).
Lebih lanjut, ia mengatakan usaha hidroponiknya maju setelah diunggah ulang di Instagram Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Menurutnya, usai di-repost Lapak Ganjar, banyak orang yang bertanya tentang usahanya melalui pesan di instagram. Mulai dari cara bertani sampai cara berbudidaya hidroponik.
“Setelah di repost di instagramnya Pak Ganjar, alhamdulilah banyak manfaatnya di usaha saya. Terutama di bidang edukasi pertanian. Mayoritas mereka para pemuda generasi milenial yang ingin menjadi petani,” jelasnya.
Hebatnya, Firman kini sudah bisa melunasi utang usahanya dan bisa mengembangkan usahanya. Usahanya juga mendapatkan banyak pesanan terutama untuk pembuatan jasa instalasi untuk pertanian hidroponik. Ada pun untuk pemasaran, produknya juga berhasil menembus pasar modern seperti mall di Kota Tegal.
“Alhamdulillah, hasilnya sudah masuk ke supermarket, salah satunya di Rita Super Mall (Ritamall) Tegal dan agen-agen kebab. Dikarenakan sayur selada ataupun sayur lain konsumennya kebanyakan agen atau pengusaha kebab,” imbuhnya.
Tak lupa, dirinya mengucapkan terima kasih kepada para kiai, guru, dan rekan alumni yang telah membimbing dan mendukungnya sampai puncak kesuksesannya. Menurutnya, tanpa bimbingan guru dari pesantren dirinya bukan siapa-siapa. Dirinya juga berpesan kepada alumni pesantren untuk tetap optimis dalam berwirausaha.
“Di saat gagal jangan lupa untuk segera berdiri untuk mengevaluasi kesalahan yang menjadi sebab gagalnya usaha. Kalau sudah berhasil,ya tetap seperti padi dan jangan lupa di sekeliling kita masih banyak orang yang membutuhkan,” pungkasnya.