Nasional

5 Rekomendasi Novel Kemerdekaan, Satu di antaranya Pemberontakan DI/TII Kartosoewirjo

Rabu, 17 Agustus 2022 | 15:45 WIB

5 Rekomendasi Novel Kemerdekaan, Satu di antaranya Pemberontakan DI/TII Kartosoewirjo

Novel dengan judul Lingkar Tanah Lingkar Air. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online 
Tepat pada hari ini, Indonesia memasuki usia kemerdekaan yang ke-77 tahun terhitung sejak tanggal 17 Agustus 1945 silam. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memeriahkan kemerdekaan, salah satunya adalah dengan membaca novel. Tentu novel yang masih ada kaitannya dengan nilai-nilai kemerdekaan Indonesia itu sendiri.


Dengan membaca novel tersebut, mengingatkan terhadap perjuangan para pahlawan tanah air merebut sekaligus mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, membaca novel juga dapat meningkatkan daya ingat, dan melepas stres.


Ada banyak sekali novel yang bertemakan kemerdekaan Indonesia. Berikut ini adalah lima novel yang mengisahkan tentang kemerdekaan Indonesia.


Pertama, Lingkar Tanah Lingkar Air. Novel Lingkar Tanah Lingkar Air ditulis oleh budayawan Ahmad Tohari. Novel ini berlatar belakang perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia (1946-1950), dan juga pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).


Diceritakan, Amid, Kiram, dan Jun ikut serta perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, bergabung dengan Laskar Hizbullah. Setelah perang usai, Amid ingin sekali bergabung masuk tentara. Tetapi nasib berkata lain, ia, dan kedua kawannya justru bergabung dengan DI/TII.


Sesungguhnya Amid masih sangat mencintai negerinya. Ia diliputi perasaan bimbang, dan bersalah karena pasukannya memerangi warga yang seiman. Pada akhirnya Amid, Kiram, dan Jun kembali ke pangkuan Republik Indonesia, dan ikut serta membantu pasukan komunis.


Kedua, Perburuan. Novel Perburuan merupakan karya dari Pramoedya Ananta Toer. Novel ini berlatar belakang masa pendudukan Jepang di Indonesia. Cerita bermula ketika tersiar kabar di antara Prajurit Peta (Pembela Tanah Air) bahwa Shodanco Supriyadi di Blitar akan melakukan pemberontakan kepada Jepang tanggal 14 Februari 1945.


Raden Hardo yang merupakan Shodanco Blora akan ikut serta dalam pemberontakan tersebut dengan menduduki markas Jepang di Blora. Ia pun mengumpulkan teman-temannya yaitu Karmin, Dipo, dan Kartiman. Namun, Karmin tidak mau ikut serta. Belum sempat bergerak, rencana tersebut bocor karena Karmin.


Raden Hardo, Dipo, dan Kartiman berhasil meloloskan diri. Untuk menghindari kejaran Jepang. Raden Hardo memutuskan untuk bertapa di sebuah goa, dan hanya memakan daun-daunan serta buah-buahan di hutan. Sementara Dipo dan Kartiman menjadi Pengemis.


Ketiga, Magelang Kembali. Novel ini ditulis oleh MK Prayitno mengisahkan tentang perjuangan rakyat di daerah Magelang yang disertai semangat kepahlawanan demi memperebutkan Magelang dari cengkraman Penjajah Belanda.


Novel ini fokus kepada kisah seorang anak berumur 14 tahun yang masih duduk di bangku SMP bernama Pono. Perjuangan yang dilakukan oleh Pono pertama kali bermula ketika perjumpaannya dengan seseorang yang telah cukup lama dikenalnya, yaitu Mas Naryo. Ia diajak untuk ikut serta berjuang tetapi bukan secara terang-terangan, melainkan secara diam-diam.


Keempat, Supinah. Novel ini merupakan karangan dari Bagin. Berlatar belakang Agresi Militer Belanda I, Agresi Militer Belanda II, dan menjelang pengakuan kedaulatan.


Novel ini menceritakan tentang Supinah yang merupakan seorang Indo, yaitu ayahnya merupakan orang Belanda, dan ibunya orang Indonesia. Meskipun dia keturunan Belanda, tetapi ia sangat mencintai Indonesia. Bahkan ia rela masuk keluar penjara, ia begitu tegar menghadapi musuh di daerah kekuasaan musuh.


Kelima, Kasih di Medan Perang. Novel ini merupakan karya dari Matia Madijah. Novel ini berlatar belakang perang mempertahankan kemerdekaan di Bandung. Mengisahkan sebuah jalinan cinta di medan perang.


Novel ini berfokus kepada Gani, ia merupakan seorang anggota Palang Merah Indonesia. Dirinya ikut serta berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Dirinya ikut serta dalam pertempuran Lengkong, Peristiwa Bandung Lautan Api.


Itulah lima rekomendasi novel tentang kemerdekaan Indonesia yang dapat kalian baca.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Syamsul Arifin