Ada 3 Tokoh Perempuan Berpengaruh, Jepara Jadi Lokasi Kongres Ulama Perempuan Indonesia
Jumat, 25 November 2022 | 08:00 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren Hasyim Asy'ari Bangsri, Jepara, Jawa Tengah Nyai Hj Hindun Anisah saat memberikan sambutan pada pembukaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II di Pondok Pesantren Hasyim Asy'ari Bangsri, Jepara, Kamis (24/11/2022) malam. (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Gusdurian TV)
Jepara, NU Online
Setidaknya, Jepara memiliki tiga tokoh perempuan yang memiliki pengaruh besar dalam dimensi sosial, yaitu Ratu Sima, Ratu Kalinyamat, dan RA Kartini.
Hal itu disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri Nyai Hj Hindun Anisah saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II di pesantrennya pada Kamis (24/11/2022) malam.
Nyai Hindun menjelaskan bahwa Ratu Sima merupakan sosok pemimpin negara yang menegakkan hukum tanpa pandang bulu dalam sebuah kerajaan yang dipimpinnya, yaitu Kalingga. “Ratu yang memimpin Jepara pada abad 7, ratu yang penegakan hukumnya luar biasa. Diakui berbagai pemimpin dari berbagai negara,” katanya.
Sementara itu, Ratu Kalinyamat adalah sosok pejuang perempuan yang tangguh. Putri Sultan Trenggono, Raja Demak, itu menjadi penguasa Jepara selama 30 tahun. Dalam kepemimpinannya, ia menaruh perhatian besar pada sektor maritim.
“30 tahun memerintah di abad 16. Ketika beliau memerintah, ini Ratu Kalinyamat ini, memaksimalkan potensi maritim Jepara. Bahkan saat itu beliau memajukan perdagangan di Jepara melalui jalur pelabuhan, melalui jalur laut,” ujarnya.
Tokoh ketiga adalah Raden Ajeng Kartini. Sosoknya menjadi inspirasi besar dalam dunia pendidikan perempuan. “Kita semua tahu, bagaimana beliau memajukan pendidikan perempuan di abad 19,” kata Sekretaris Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) itu.
Tiga tokoh ini, jelasnya, menjadi ikon Jepara dan memberikan inspirasi kaum perempuan di Jepara untuk bisa meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. “Untuk itulah, kami memberikan itu sebagai salah satu pertimbangan kenapa KUPI bisa di Jepara,” jelasnya.
Para peserta pun pada Kamis (24/11/2022) siang diajak untuk mengunjungi sejumlah tempat petilasan dari perjuangan tiga tokoh perempuan tersebut di atas. “Ini sebagai bukti bagaimana Jepara pernah berjaya ketika dipimpin tiga tokoh perempuan tersebut,” ujar perempuan kelahiran Yogyakarta, 2 Mei 1974 itu.
Selain karena adanya tiga tokoh tersebut, Pondok Pesantren Hasyim Asy'ari Bangsri juga pernah menjadi tempat pengaderan ulama perempuan pada 10 tahun yang lalu. “Jadi Pesantren Hasyim Asy'ari jadi saksi sejarah pengkaderan ulama perempuan,” katanya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin