Ada Laporan Hilal Terlihat pada Jumat Lalu, LF PBNU: Perlu Penelitian Ilmiah Lanjutan
Ahad, 17 September 2023 | 08:00 WIB
Siswa SMK Assa'adah Gresik saat rukyatul hilal di bukit Condrodipo, Gresik, Jawa Timur (Foto: LF PBNU)
Jakarta, NU Online
Ada laporan dari dua titik pengamatan hilal pada Jumat, 29 Safar 1445 H atau bertepatan dengan 15 September 2023 M lalu. Dua titik tersebut yaitu Condrodipo, Gresik, Jawa Timur dengan ketampakan kasat mata dan kamera; dan Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur dengan keterlihatan kasat mata dan kasat teleskop.
Meskipun demikian, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menetapkan Rabiul Awwal 1445 istikmal, yakni bulan Safar 1445 H digenapkan menjadi 30 hari. Sebab, hilal di tanggal pengamatan tersebut masih di bawah kriteria imkanurrukyah (visibilitas hilal), yakni tinggi 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
“Posisi hilal untuk kedua titik rukyah tersebut masih berada di bawah kriteria Imkan Rukyah Nahdlatul Ulama, sehingga dari sudut pandang falakiy peluang terlihatnya hilal kasat mata adalah kecil, Sedangkan pada citra kasat kamera perlu analisis lebih lanjut mengingat ada berbagai derau (noise) dan ketampakan minimal 3 lengkungan mirip sabit Bulan, sehingga kurang jelas mana lengkungan yang aktual,” sebagaimana tertulis dalam Penjelasan tentang Rukyah Rabiul Awwal 1445 H yang dikeluarkan LF PBNU pada Sabtu (16/9/2023).
LF PBNU menjelaskan bahwa dari sudut pandang falakiy, kedua laporan tersebut membutuhkan validasi ilmiah, yaitu proses yang panjang dan membutuhkan setidaknya hingga minimal 5 data sejenis yang berasal dari rukyah–rukyah hilal di masa depan dimana konfigurasi posisi Bulan–Matahari serupa dengan yang terjadi pada 29 Shafar 1445 H (15 September 2023 M).
“Validasi ilmiah membutuhkan pekerjaan teknis seperti perbandingan dengan citra Matahari, analisis signal to noise ratio dan lain– lain untuk memastikan apakah lengkungan yang terdeteksi adalah derau atau bukan,” demikian keterangan LF PBNU.
Mengacu penjelasan di atas, maka Lembaga Falakiyah PBNU pada saat ini memutuskan bahwa dari sisi syar'i kedua laporan tersebut merupakan hadidul bashar. Sedangkan dari sisi falakiy, kedua laporan tersebut tetap didata dan menjadi bagian dari proses validasi ilmiah.
Sebagai informasi, data falakiyah mengenal hilal 29 Safar 1445 H yang bertepatan dengan Jumat Wage, 15 September 2023 M menunjukkan hilal sudah berada di atas ufuk untuk seluruh wilayah Indonesia. Hal ini terlihat dari data hilal terkecil yang terjadi di Merauke, Provinsi Papua Selatan yang sudah mencapai 2 derajat 30 menit.
Di Merauke, elongasi hilal hakikinya 3 derajat 50 menit, sedangkan lama hilal di atas ufuk 11 menit 35 detik.
Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh. Ketinggiannya mencapai 3 derajat 44 menit dengan elongasi hilal hakiki 4 derajat 57 menit, dan lama hilal di atas ufuk 16 menit 07 detik.
Adapun di titik Jakarta dengan markaz Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT), tinggi hilal mencapai 3 derajat 21 menit 51 detik dengan elongasi 4 derajat 37 menit 59 detik dan lama hilal di atas ufuk 15 menit 15 detik.
Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Jumat Wage 15 September 2023 pukul 08:39:02 WIB. Posisi matahari berada di titik 2 derajat 58 menit 36 detik utara titik barat, sedangkan letak hilal di posisi 4 derajat 06 menit 43 detik utara titik barat.
Adapun kedudukan hilal berada di titik 1 derajat 31 menit 15 detik utara Matahari dengan keadaan hilal miring ke utara.
Penghitungan ini dilakukan dengan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.