Kudus, NU Online
Penulis buku “Laskar Ulama-Santri dan Resolusi Jihad: Garda Depan Menegakkan Indonesia 1945-1949”, Zainul Milal Bizawie, mengkhawatirkan adanya upaya menghilangkan peran ulama dan santri pesantren dari sejarah Indonesia.<>
“Saya mencermati terdapat adanya upaya untuk menghilangkan peran ulama dan santri pesantren dalam lingkar sejarah bangsa Indonesia,” kata Zainul dalam acara bukunya tersebut di Kudus, Ahad (7/4) kemarin.
“Dengan buku ini, saya ingin kita tak hanya menyimpan sejarah pesantren untuk kalangan kita sendiri, namun juga mampu menyisipkannya ke dalam sejarah nasional,” kata Milal mengenai latar belakang karyanya terlahir.
Ia prihatin, sebab dengan penghilangan jejak peranan kaum pesantren dari lingkup sejarah, berarti pula ada upaya pemotongan peran mereka di ranah kebangsaan. Hal ini, lama-kelamaan bisa mengarahkan Indonesia menjadi negara sekuler, sebab sejak awal sudah dijauhkan dari peran ulama.
dalam kesempatan itu, ia menyampaikan, sejarah suatu bangsa sangatlah begitu ternilai sehingga tidak lagi dapat dirinci harganya. “Saya tidak berani memberi berapa harga secara nominal kesejarahan bangsa kita. Sebab sejarah memang teramat penting,” katanya.
Sebelumya Pimpinan Redaksi Majalah Pilar, terbitan PC IPNU-IPPNU Kudus mengatakan, jurusan sejarah tidak banyak diminati oleh para calon mahasiswa.
Dalam acara bedah buku yang dirangkai dengan Workshop Pengabdian Masyarakat, ia mengungkap bahwa sebagian orangtua belum sadar arti penting sejarah, sehingga mereka tidak ingin anaknya melanjutkan pendidikan tentang sejarah.
“Dulu saya ingin mengambil kuliah di jurusan sejarah, tapi orangtua melarang. Mereka berpendapat bahwa kuliah di bidang kesejarahan tidak bisa menjamin masa depan. Mau jadi apa nanti kalau saya masuk di jurusan sejarah,” terangnya.
Kegiatan diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tarbiyah STAIN Kudus bekerja sama dengan pihak Jurusan. (Istahiyyah/Anam)