Akademisi Dorong PMII Paparkan Nilai Moderasi Islam Secara Visual di Medsos untuk Rekrut Kader
Selasa, 2 Juli 2024 | 19:05 WIB
Jakarta, NU Online
Akademisi Universitas Indonesia (UI) Ibrahim Kholilul Rohman menilai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus segera berbenah dengan mengubah gaya kaderisasi, sehingga akan semakin banyak mahasiswa yang tertarik untuk bergabung.
Rohman mendorong PMII untuk mampu memaparkan nilai-nilai moderasi Islam secara visual di media sosial untuk menjadi modal merekrut kader.
"Sistem pengaderan PMII yang menawarkan tentang moderasi Islam dapat menjadi sebuah modal rekrutmen kader-kader baru melalui pemaparan visual yang menarik. Jadi visualnya harus kuat nih, (misalnya di) Instagram (atau melalui) podcast. Jadi secara visual orang mengenal PMII," katanya saat dihubungi NU Online, Senin (1/7/2024) lalu.
Rohman juga menyatakan bahwa selama sistem pengaderan belum diperbaiki, maka jumlah kader PMII tidak akan bertambah secara signifikan. Ia menegaskan, PMII perlu berbenah agar bisa tetap relevan dan inklusif dalam menghadapi tuntutan zaman.
"Selama ini PMII menjadi kultur yang sifatnya turun-temurun. Makanya kalau orang mau mengamati, orang-orang 30 tahun yang lalu dan sampai dengan sekarang demografisnya tidak berubah," ujar Doktor Filsafat jebolan Chalmers University of Technology, Swedia itu.
Menurut Rohman, organisasi yang secara demografis tidak berubah akan menjadi organisasi yang belum mampu melakukan ekspansi ke pangsa pasar yang seharusnya bisa dijangkau.
Ia menyatakan, sistem pengaderan di PMII juga membutuhkan integrasi teknologi dalam strategi branding secara eksternal dan pengembangan keterampilan internal.
jelas"Jadi teknologi digunakan oleh apa? Ya secara eksternal digunakan wahana untuk to sale (menjual) who we are? dan values yang kita punya," jelas akademisi yang juga sebagai ahli teknologi komunikasi itu.
"Secara internal yang tadi itu, data strategi analisis untuk pengembangan keterampilan disurvei siapa yang bisa A (bidang tertentu) kemudian ada training (pelatihan), maka akan jadi value (nilai) di organisasi," tambahnya.
Kontribusi PMII pada 2045
Ia menegaskan bahwa pengaderan yang baik, akan melahirkan visi yang cemerlang. Ke depan, PMII dalam menghadapi tantangan global diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
"PMII ada di mana di 2045 itu? Kontribusi apa yang bisa kita bawa? Apakah kita menjadi kontributor atau menjadi pembantu dalam artian bukan orangnya enggak kerja, tidak berkontribusi apa-apa dan visi calon (ketua umum PB PMII) ke depan harus relate (nyambung) dengan visi negara," katanya.
Dengan demikian, penekanan pada pengaderan melalui eksposur secara visual yang lebih intensif diharapkan dapat mengangkat citra PMII sebagai organisasi yang dinamis dan relevan dalam mewujudkan visi pada 2045 mendatang.
"Visi negara keluar dari medium income trap. Jangan sampai PMII menjadi medium income trap karena orang-orangnya kerja di small value rate atau medium (peringkat nilai rendah). Jadi harus ada kaki kita yang menjadikan PMII sebagai rumah berbagai macam talenta, skill dari orang-orang yang menjadi politikus," jelasnya.
"Politikus penting, tapi kan dimensi kehidupan di masyarakat harus lebih dari itu," terangnya.