Talkshow kebangsaan Alumni Al-Azhar yang digelar di Pondok Pesantren Wali, Salatiga, Jawa Tengah, Ahad lalu.
"Penyebaran radikalisme agama kian memprihatinkan di tengah tengah masyarkat kita, maka peran alumni Universitas Al-Azhar Mesir sebagai perguruan tinggi Islam tertua di dunia sangat diperlukan," papar KH Ahmad Nadzif, salah seorang alumni Al-Azhar dan Pimpinan Pusat GP Anshor yang menjadi narasumber pada acara tersebut.
Menurutnya, Al-Azhar sejak dahulu konsisten mengajarkan nilai-nilai toleransi dan moderasi Islam kepada para mahasiswanya yang belajar di sana, termasuk para mahasiswa dari Indonesia.
Hal senada ditegaskan oleh KH Sidqon Maesur, Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Jateng-DIY dalam sambutannya. "Melalui kegiatan ini kami ingin memberikan gambaran akan pentingnya toleransi dan moderasi Islam bagi kehidupan dan persatuan Indonesia ke depan," ungkap Kiai Sidqon.
Dalam talkshow yang dihadiri alumni-alumni Al-Azhar dan puluhan santri mahasiswa itu, Kiai Sidqon juga mengajak para peserta untuk lebih proaktif ikut serta menebarkan pemahaman Islam moderat di tengah tengah masyarakat. "Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah rumah besar kita yang harus bersama sama diselamatkan dari ancaman radikalisme agama yang bisa merorong persatuan kita," tegasnya.
Bahkan, kata KH Ahmad Nadzif, Indonesia bisa tercerai-berai bila akar-akar radikalisme agama yang sudah akut penyebarannya saat ini tidak segera disikapi. "Kami Alumni Al-Azhar Mesir merasa terpanggil untuk ikut berperan aktif dalam mengokohkan NKRI dari ancaman pemahaman keislaman yang radikal, tidak toleran dan cenderung ingin merusak tatanan kenegaraan Indonesia yang sudah bersama sama disepakati oleh seluruh elemen dan komponen bangsa sejak diproklamasikan pada 17 Agustus 1945," imbuhnya.
Pada acara itu, para alumni Al-Azhar yang tergabung dalam OIAA sebagai organisasi resmi alumni yang diakui oleh Universitas Al Azhar Mesir juga berkomitmen untuk melakukan berbagai gerakan intelektual dan budaya guna menghadang upaya upaya penyebaran dan pembentukan khilafah Islamiyah seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan ormas-ormasi keagamaan radikal lain yang makin gencar di Indonesia.
"Toleransi dan Moderasi Islam akan terus kami kampanyekan demi tegaknya NKRI," ungkap Kiai Sidqon.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Wali, KH Anis Maftuhin, menyatakan mendukung kegiatan kegiatan positif untuk persatuan dan kesatuan Indonesia. "Pesantren pesantren harus menjadi garda terdepan penyelamat keutuhan NKRI," tandasnya.
Acara Talkshow Kebangsaan ini diprakarsai oleh OIAA dan akan dilakukan di berbagai pesantren dan kampus di Indonesia. Hadir sebagai narasumber : KH Ahmad Nadzif (Pimpinan Pusat GP Ansor), KH Sidqon Maesur (Ketua OIAA), Marbawi A. Katon (Ketua Gerakan Kebangsaan Rakyat Indonesia/GNKRI) dan Mayor Kav Burhanudin ST (Kasdim 0714 Salatiga). (Red: Fathoni)