Anies, Prabowo, dan Ganjar Didorong Perhatikan Problem Inklusi bagi Kaum Disabilitas
Ahad, 4 Februari 2024 | 10:15 WIB
Jakarta, NU Online
Menjelang agenda debat kelima calon presiden (capres) kelima, aktivis inklusi, Bahrul Fuad, kerap disapa Cak Fu, menyampaikan beberapa pesan mengenai inklusi yang perlu diperhatikan capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.
Hal ini seiring dengan akan digelarnya debat cawapres kelima pada Minggu (4/2/2024) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Adapun tema debat terakhir ini, termasuk kesejahteraan sosial, sumber daya manusia, dan inklusi.
Cak Fu mengatakan inklusivitas bagi kaum difabel perlu diperhatikan oleh para capres dan cawapres. Mengingat akses dari pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan data belum terpenuhi.
"Dilihat dari program-program yang ada belum mendorong inklusivitas disabilitas. Misalnya, terkait pendidikan yang terjadi saat ini, capres cawapres punya roadmap atau peta jalan untuk memastikan pendidikan inklusif jalan dengan baik," ujar Cak Fu kepada NU Online, Jumat (2/2/2024).
Akses pendidikan, imbuh salah satu Komisioner Komnas Perempuan itu, menjadi kunci bagi pemberdayaan dan kemandirian disabilitas Indonesia agar tak tertinggal dari kompetisi era digital.
"Kalau itu tidak dilakukan dengan baik dan serius maka yang terjadi adalah persaingan global semakin hari semakin ketat," ungkap penulis buku Fiqih Disabilitas itu.
Persoalan lain terkait data disabilitas. Cak Fu mengungkapkan Indonesia tidak memiliki data yang akurat terkait disabilitas Indonesia termasuk ragam pendidikan, ekonomi. Karena tidak ada data yang akurat berakibat strategi pembangunan inklusif tidak bisa berjalan tepat sasaran.
"Banyak kemudian teman-teman disabilitas tidak mendapatkan manfaat dari program pembangunan. Soal bantuan sosial dan jaringan masih banyak yang belum terdata," ungkap Cak Fu.
Isu kesehatan menjadi hal krusial yang perlu diperhatikan. Para disabilitas rentan sakit, oleh karena itu capres cawapres perlu memperhatikan supaya bisa mendapatkan layanan akses kesehatan khususnya para disabilitas berat. Baik akses secara fisik maupun akses biayanya.
"Banyak keluhan dari teman disabilitas mulai dari alat atau obat yang khusus tidak dijamin oleh asuransi sementara harga mahal. Contohnya seperti kursi roda, alat bantu dengar tidak di BPJS," ungkap Cak Fu.
Soal akses pekerjaan, disabilitas yang bekerja di sektor formal masih minim mereka justru banyak yang berwirausaha. Cak Fu meminta para capres cawapres lebih cermat lagi bukan persoalan akses pekerjaan atau tidak mau bekerja.
"Melihat survei tenaga kerja nasional tahun 2016 ternyata 55 persen hanya lulusan SD. Mereka tidak memenuhi syarat untuk mendaftar pekerjaan yang ada karena loker banyak mensyaratkan ijazah minimal D3, S1. Ini persoalannya," terang Cak Fu.