Ansor Dorong Pemuda Perkuat Fondasi Kebangsaan dan Asah Keterampilan
Kamis, 28 Oktober 2021 | 06:00 WIB
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumantri Suwarno (Foto: Facebook Sumantri Suwarno)
Jakarta, NU Online
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumantri Suwarno mendorong generasi muda untuk memperkuat fondasi kebangsaan dan mengasah keterampilan. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya meningkatkan daya saing dalam persaingan antarbangsa saat ini, tetapi tetap memiliki ikatan perasaan yang kuat pada bangsanya sendiri.
"Ansor selalu mengingatkan visi kebangsaan kita, ada Sumpah Pemuda 1928. Bahkan ketika negara sebagai institusi resmi yang merepresentasikan eksistensi bangsa belum muncul, visi kebangsaan itu sudah muncul dari anak-anak muda kita," kata Sumantri kepada NU Online, Kamis (28/10/2021).
Dikatakan, Ansor selalu mengingatkan soal pentingnya menerima dan menjaga keberagaman. Konsekuensinya adalah menolak seluruh ajaran dan tindakan yang ingin atau menolak keberagaman. Sebab ancaman selalu ada di setiap waktu bagi bangsa yang beragam, seperti Indonesia.
"Setiap upaya sekecil apa pun yang menolak keberagaman, itu berbahaya. Karena kodrat sosial bangsa Indonesia ini beragam. Kemampuan menerima keberagaman itu adalah survival kit (perangkat bertahan hidup) yang menjamin bangsa ini bisa tumbuh, berkesinambungan, dan tidak bubar," tegas Mantris, sapaan akrabnya.
Mengasah keterampilan
Anak-anak muda Indonesia, terutama para pemuda Ansor, didorong untuk terus mengasah keterampilan atau kompetensi yang dibutuhkan untuk memenangkan persaingan global antarbangsa yang tengah berlangsung saat ini.
"(Kompetensi itu) penguasaan bahasa internasional, penguasaan teknologi, dan keterampilan harus diasah atau dilakukan untuk memenangkan persaingan global. Tetapi harus tetap memperhatikan ikatan kebangsaan dalam melakukan persaingan antarbangsa itu," katanya.
Karenanya, kebesaran Indonesia ini harus terus dijaga agar memiliki daya tawar tinggi terhadap bangsa lain di dunia. Sebab menurut Mantris, di atas setiap pertarungan dan persaingan itu, dunia akan tetap mengidentifikasi seseorang sebagai bagian dari bangsa masing-masing.
"Kita bisa lihat Cina dan Amerika ketika melakukan negosiasi bisnis di forum-forum internasional. Identitas yang mereka bawa kan identitas kebangsaan. Kepentingan bangsa Amerika dan kepentingan bangsa Cina," terangnya.
Masyarakat Indonesia yang tengah berupaya melakukan persaingan global, diharapkan agar tidak melupakan pentingnya menjaga persatuan dan soliditas antarsesama anak bangsa. Hal ini tentu saja bertujuan agar Indonesia sebagai sebuah entitas dapat dihargai oleh bangsa lain.
"Itu akan membantu ketika para generasi muda ini berkiprah di dunia internasional. Mereka akan bilang bangsa Indonesia orangnya solid dan bangsanya beradab. Itu akan menjadi salah satu faktor yang akan membuat kita semakin dihargai daripada sekadar kompetensinya," pungkas Mantris.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan