Dai kondang itu menceritakan percakapan antara Imam Ahmad ibn Hanbal dengan Allah SWT saat mimpinya yang ke-100. "Dengan apa seorang hamba bisa mendekat kepadaMu pakai cara yang Engkau sukai?” tanya Imam Hambali.
“Dengan membaca Al-Qur’an, hamba menjadi dekat dengan Aku dan Aku suka,” jawab Allah SWT.
Mendengar jawaban tersebut, Imam Hambali kembali bertanya, “Baca Qur’annya harus paham atau gak paham gak apa-apa?” kata Kiai Anwar mengatakan pertanyaan ulama murid Imam Syafi’i itu.
Allah SWT pun menjawab, baik memahami artinya ataupun tidak paham tidak menjadi masalah. “Paham ataupun tidak paham sama, Al-Qur’an dibaca bisa menjadi sarana mendekat kepada Allah SWT dan itu sangat dicintai oleh Allah SWT,” katanya.
Oleh karena itu, Kiai Anwar menegaskan kepada jamaah untuk terus mendaras Al-Qur’an, meski tidak memahaminya. “Baca Qur’an gak paham artinya gak apa-apa. Terus saja baca. Nanti dipahamkan oleh Allah SWT, percaya!” tegasnya.
Kiai alumnus Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur itu menganalogikan orang Jawa yang tinggal di lingkungan masyarakat yang berbahasa Madura. Orang tersebut tetap akan berkomunikasi dengan orang Madura. Meski tidak paham artinya, lama –lama orang Jawa tersebut, katanya, setidaknya akan memahami maksud pembicaraan orang Madura.
Pun dengan zikir, tak jarang pembacanya tidak mengerti setiap kalimat yang dilafalkannya. Baginya hal tersebut tidak bermasalah, sebab Allah SWT sebagai Dzat yang nama-Nya terus dilafalkan itu akan tetap memahami.
Dai kondang asal Bojonegoro, Jawa Timur itu menganalogikan dengan daftar menu yang ada pada sebuah restoran. Meski seorang pemesan tidak mengerti es mega mendung dalam daftar menunya, ketika hal itu disampaikan kepada pelayan maka akan hadir. “Gak ngerti artinnya, datang. Allah tahu yang terbaik,” jelasnya
Pewarta: Syakir NF