Jakarta, NU Online
Gitaris Slank, Ridho Hafiedz mengajak masyarakat untuk selektif dalam menerima pelajaran agama. Pasalnya, banyak juga kalangan artis yang terjebak pada pemikiran dan sikap hidup eksklusif karena mengikuti dai dengan pertimbangan tren, bukan kepakaran.
Demikian disampaikan oleh Muhammad Ridwan Hafiedz (Ridho Hafiedz) pada saat peluncuran buku terbaru yang berjudul Tafsir Al-Qur'an di Medsos karya Rais Syuriyah PCINU Australia-Selandia Baru KH Nadirsyah Hosen (Gus Nadir). Peluncuran buku berlangsung di Pesantren Takhaassus Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Jalan M Thoha Nomor 31, Pamulang Timur, Tangerang Selatan, Senin (30/09) malam.
Ridho menyampaikan bahwa belakangan tren mengikuti pengajian oleh musisi dan selebritis secara umum meningkat. Ia menyarankan mereka untuk berhati-hati dalam memilih guru agama dan majelis pengajian. Menurutnya, kepakaran dalam bidang agama tetap diperlukan.
"Kita harus bisa memilih dan memilah mana kiai atau ulama yang pemikirannya dapat kita ikuti. Jangan cuma ikut tren karena saat ini teman-teman saya kebanyakan ikut kajian atau pengajian hanya karena faktor ustadznya yang sedang hits," kata Ridho.
Ia sendiri melakukan tindakan selektif terkait dengan Gus Nadir. Ia mencoba untuk mencari tahu lebih jauh informasi perihal pemikiran dan jejak Gus Nadir melalui media sosial. Setelah merasa cocok, ia mengikuti akun media sosial Gus Nadir.
"Ketika saya coba baca, saya buka profil Gus Nadir. Saya berkesimpulan bahwa ini orang harus saya follow dan saya harus kenal," kata Ridho Slank.
Pada peluncuran buku ini hadir sebagai narasumber Direktur Wahid Foundation Hj Yenny Wahid dan Gitaris Slank Ridho Hafiedz dengan Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Muhammad Ulinnuha sebagai moderator.
Peluncuran buku ini disambut meriah masyarakat terutama kalangan remaja. Mereka memenuhi Kompleks Pesantren Takhaassus Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
Sebagaimana diketahui, Gus Nadir merupakan guru besar ilmu hukum pada Monash University. Ia juga Wakil Ketua Pengasuh Pesantren Takhaassus Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.
Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Kendi Setiawan