Barang Tercecer Jamaah Haji Tak Akan Dikirim ke Indonesia
Selasa, 2 Agustus 2022 | 22:15 WIB
Madinah, NU Online
Di Bandara Madinah, sejumlah barang terpaksa ditinggal oleh jamaah haji karena melanggar ketentuan barang bawaan maksimal yang diperbolehkan. Beberapa barang tercecer adalah gantungan baju, colokan listrik, kabel colokan, ember, sendok, piring, sandal, baju bekas, dan lainnya
Kepala Seksi Pelayanan Kepulangan (Yanpul) Edayanti Dasril menyampaikan jauh-jauh hari sudah melakukan sosialisasi secara masif kapasitas maksimal bagasi tercatat dan tas kabin, barang-barang yang mana yang boleh dibawa dan mana yang enggak boleh dibawa. Karena itu, jika ada barang tercecer, tidak akan dipulangkan.
“Kita tidak memulangkan atau mengembalikan barang-barang yang sudah kita sita di sini. Jauh-jauh hari kami sudah melakukan sosialisasi secara masif kapasitas maksimal untuk bagasi tercatat,” kata Edayanti, di Madinah, Selasa (2/8/2022).
Edayanti menyampaikan, barang tercecer (barcer) sebenarnya tidak tercecer. Artinya barang-barang tersebut memang diminta untuk dikeluarkan dan barang-barang tersebut tidak perlu mereka bawa lagi ke Tanah Air.
“Jadi yang kemarin dikeluarkan itu barang-barang, kami tidak bilang itu tidak berharga. Mereka boleh memilih barang yang mereka akan bawa dan barang mana yang mereka akan tinggalkan,” kata
Beberapa barang tercecer yang masih bisa dimanfaatkan seperti buah atau roti, diambil oleh petugas kebersihan. Edayanti menyampaikan hal tersebut tidak masalah. “Kita persilakan mereka yang membutuhkan untuk diambil. Sisanya berupa sampah dimasukkan ke dalam tempat sampah yang diurus oleh pihak tertentu di bandara,” tandasnya.
Jika jamaah haji berkeinginan untuk berbelanja sebagai bentuk oleh-oleh, Edayanti menyarankan agar mereka membawa ke Indonesia dengan mengirimkannya melalui jasa cargo.
Air Zamzam yang dibawa ke dalam kabin termasuk barang yang dilarang. Karena itu, jika masih ditemukan ada yang membawanya, akan diambil oleh petugas bandara.
Edayanti menyampaikan terdapat dua kloter yang sama sekali tidak membawa air Zamzam, yaitu kloter 7 Surabaya dan Kloter 2 Palembang. Menurutnya, keberhasilan tersebut merupakan buah kerja sama dari banyak pihak, bukan hanya dari petugas kloter tapi juga dari kesadaran para jamaah.
“Kita mengapresiasi ketua kloter dan petugas pembimbingnya yang tidak lelah mengedukasi jamaah bahwa bahaya ini based on murni regulasi keselamatan penerbangan. Bukan karena ketidaksukaan kita,” jelasnya.
Soal air Zamzam merupakan oleh-oleh yang sangat istimewa dipahami sudah dimaklum. Namun kebijakan pemerintah Arab Saudi hanya mengizinkan jamaah haji membawanya 5 liter. Edayanti menyampaikan, pemerintah Indonesia akan melobi supaya terdapat penambahan jatah air Zamzam dari 5 liter menjadi 10 liter.
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Fathoni Ahmad