Di Indonesia, rata-rata umat Islam berpuasa selama 12 jam di siang hari dengan suhu tidak lebih dari 40 derajat celcius. Namun di beberapa negara lain, umat Islam harus menahan diri untuk tidak makan dan minum lebih dari 12 jam ditambah lagi dengan suhu yang cukup panas. Salah satunya dirasakan umat Islam di Mesir.
Seperti kisah KH Muhammad Nur Hayid (Gus Hayid) yang saat ini berada di Negeri Kinanah tersebut dalam rangka memimpin rombongan dai dan imam utusan PBNU yang mengikuti kegiatan Tadribud Duat wal Aimmat pada Ramadhan 1440 H di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
"Puasa di Mesir hampir 16 jam di bawah suhu 40 derajat celcius. Umat Islam harus berpuasa sejak pukul 3.20 pagi sampai dengan pukul jam 18.40. Mesir luar biasa panas karena di siang hari suhu sampai mencapai 40 derajat. Terik matahari terasa menyengat di tengah kebutuhan kita untuk terus mengisi waktu waktu yang panjang di siang hari untuk beraktivitas," katanya kepada NU Online, Sabtu (18/5).
Suhu panas dengan waktu puasa yang lama ini terang Gus Hayid, juga dirasakan di mayoritas kawasan Arab dan Eropa. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi yang akan beraktivitas di siang hari.
Meski puasa lebih lama daripada malam harinya di musim panas ini, semangat warga Mesir dalam beribadah tidak surut. Meskipun di pagi hari sampai pukul 10 pagi suasana kota terlihat agak sepi, tapi setelah itu aktivitas berjalan normal bahkan sampai dini hari. Mesir semakin menunjukkan eksistensinya sebagai kota yang ramai khusus di wilayah Kairo dan kawasan Al-Azhar dan sekitarnya.
"Uniknya memang kehidupan masyarakat Mesir, pada umumnya ketika pagi hari, mereka beristirahat. Baru beraktivitas rata-rata diatas jam 10. Toko-toko dan tempat perbelanjaan dibuka sampai dini hari, sampai waktu sahur tiba," terangnya.
Pada malam hari, umat Islam mulai melaksanakan tarawih pada pukul 8.30 malam, setelah shalat Isya berjamaah pada jam 8. Pelaksanaan shalat tarawih untuk di Masjid Al-Azhar yang dilakukan 23 raka'at, rampung sekitar pukul 11 malam. Terkadang bahkan sampai pukul 11.30 malam.
Lamanya durasi shalat Tarawih ini karena memang sudah menjadi budaya di Mesir jika dalam satu malam, imam menyelesaikan satu juz qur'an. Setelah itu umat Islam istirahat beberapa jam di malam hari dan bangun untuk sahur.
"Istirahat hanya cukup beberapa jam saja sebelum menunaikan ibadah sahur. Untuk amannya waktu sahur dimulai pukul 2.30 pagi, karena pukul 3.20 sudah persiapan adzan shubuh," jelas Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU ini.
Kondisi ini memberi pelajaran kepada umat Islam untuk lebih dewasa dan semakin bersabar dalam melaksanaan ketaatan kepada perintah Allah. Ini juga menjadi motivasi bagi umat Islam Indonesia untuk lebih bersyukur karena situasi yang lebih nyaman dalam melaksanakan ibadah puasa. (Muhammad Faizin)