Besok Mulai Puasa Tasu’a dan Asyura, Ini Niat dan Keutamaannya
Sabtu, 6 Agustus 2022 | 09:00 WIB
Jakarta, NU Online
Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dimuliakan selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Selain itu, Muharram juga disebut sebagai bulannya Allah.
Sebagai salah satu bulan mulia, tentunya ada amaliyah sunnah yang bisa dilakukan oleh umat Islam, salah satunya adalah puasa Muharram yang termasuk di dalamnya Puasa Tasu’a dan Asyura.
Pada Muharram tahun 1444 H ini, umat Islam di Indonesia bisa melaksanakan puasa Tasu’a (9 Muharram) pada Ahad (7/8/2022) dan puasa Asyura (10 Muharram) pada Senin (8/8/2022).
Keutamaan puasa tasu'a dan asyura
Sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Puasa Muharram merupakan puasa sunnah mulia setelah Puasa Ramadhan.
Baca Juga
12 Amalan dalam Bulan Muharram
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Selain dalil di atas, ada juga dalil spesifik yang menyatakan anjuran untuk melakukan Puasa Tasu’a dan Asyura.
Pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah berpesan agar umat Islam berpuasa sehari sebelum dan sesudah Puasa Asyura.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Sementara dalil untuk melaksanakan Puasa Asyura adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim)
Niat puasa tasu'a dan asyura
Berikut ini adalah niat Puasa Tasu’a:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya: Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.
Sementara untuk niat Puasa Asyura bisa seperti berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya: Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ
Selain niat secara khusus puasa Tasu’a dan Asyura, ada juga niat puasa muthlak Muharram yang lebih umum yakni
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ.
Artinya: Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Fathoni Ahmad